Ibnu Athaillah, dikenal sebagai penulis Kitab Al-Hikam
Mengenal Ibnu Athaillah, Penulis Kitab Al Hikam. Foto: Memberi nasihat merupakan anjuran agama (ilustrasi).
Syekh Ahmad ibn Muhammad ibn Abdul Karim ibn Atha'illah al-Jadzami al-Maliki as-Sakandari, atau lebih popular dengan sebutan Syekh Ibn Atha'illah as-Sakandari lahir di Iskandariah atau Alexandria (Mesir) pada 648 H/1250 M, dan meninggal di Cairo (Mesir) pada 1309 M. Julukan as-Sakandari merujuk kota kelahirannya itu.
Ia hidup di Mesir di masa kekuasaan Dinasti Mamluk. Sejak kecil, Ibn Atha'illah dikenal gemar belajar. Ia menimba ilmu dari beberapa syekh secara bertahap. Gurunya yang paling dekat adalah Abu al-Abbas Ahmad ibn Ali as-Anshari al-Mursi, murid dari Abu al-Hasan al-Syadzili, pendiri tarekat al-Syadzili.
Dalam bidang fikih, ia menganut dan menguasai madzhab Maliki. Sedangkan di bidang tasawuf ia termasuk pengikut sekaligus tokoh tarekat al-Syadzili. Ia dikenal luas sebagai seorang ''master'' (syekh besar) ketiga di lingkungan tarekat sufi Syadziliyah.
Dibandingkan kedua gurunya tersebut, Syekh Ibn Atha'illah adalah orang pertama yang menghimpun ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa dan biografi pendiri tarekat Syadziliyah (Abu al-Hassan asy-Syadzili) dan penerusnya (Abu al-Abbas al-Mursi), sehingga khazanah tarekat Syadziliyah tetap terpelihara.
Ia menghabiskan hidupnya di Cairo dengan mengajar fikih madzhab Maliki di berbagai lembaga intlektual, antara lain Masjid Al-Azhar. Di kota tersebut, ia pun mengajarkan tarekat sufi Syadziliyah.
Selain terkenal sebagai master Syadziliyah (sufisme), Ibn Atha'illah juga dikenal sebagai seorang faqih (ahli fikih) yang hebat dalam mazhab Maliki. Meski usianya masih muda, ia sudah mampu menjelaskan tentang masalah-masalah fikih yang ditanyakan padanya. Ibn Atha'illah berpandangan, bahwa di luar hukum syariat tidak ada lagi yang yang perlu dicari.
Karena pandangannya yang kokoh ini, banyak orang yang kemudian melakukan dialog dengannya untuk mendapatkan penjelasan dari yang dimaksudkannya. Termasuk terhadap gurunya sendiri, yaitu Stekhy Abul Abbas al-Mursi, sangat guru besar tarekat Syadziliyah.
Ibn Atha'illah tergolong ulama yang produktif. Tak kurang dari 20 karya tulis yang telah dihasilkannya, mencakup bidang tasawuf, tafsir, hadits, akidah, nahwu dan usul fikih. Namun yang paling terkenal adalah kitab Al-Hikam. Buku ini disebut-sebut sebagai magnum opus-nya. Kitab ini sudah beberapa kali sidyarah, antara lain oleh mUhammad bin Ibrahim Ibnu 'Ibad ar-Rundi, Syekh Ahmad Zarruq, dan Ahmad ibn Ajiba.
Selain Al-Hikam, kitab lain yang ditulisnya adalah Al-Tanwir fi Isqath al-Tadbi fi at-Tasawwuf, 'Unwaan al-Taufiq fi 'adab al-Thariq, Miftah al-Falah wa Misbah al-Arwah fi dzikrullah al-Karim al-Fattah, Al-Muraqqu ila al-Qadir al-Abqa', dan Al-Qaul al-Mujarrad fi al-Ism al-Mufrad. Yang terakhir ini merupakan tanggapan terhadap pendapat-pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengenai persoalan-persoalan tauhid.
Untuk diketahui, kedua ulama besar itu memang hidup dalam satu zaman, dan kabarnya beberapa kali terlibat dalam dialog yang berkualitas tinggi dan sangat santun. Ibnu Taimiyah adalah sosok ulama yang tidak menyukai praktik sufisme, sedangkan Ibn Atha'illah dan para pengikutnya melihat tidak semua jalan sufisme itu salah, karena mereka juga kuat dalam urusan syariat.
Meskipun ia tokoh kunci di sebuah tarekat, bukan berarti aktivitas dan pengaruh intelektualismenya hanya terbatas di tarekatnya saja. Buku-buku Ibn 'Atha'illah dibaca luas oleh kaum Muslimin dari berbagai kelompok, bersifat lintas madzhab dan tarekat, terutama kitab Al-Hikam yang melegenda ini.
Kitab Al-Hikam sangat populer di dunia Islam selama berabad-abad, sampai hari ini. Buku ini juga menjadi bacaan utama di hampir seluruh pesantren di Nusantara.
Keinginan kamu untuk bertajrid padahal allah masih meletakkan kamu Dalam suasana asbab adalah syahwat yang samar, sebaliknya keinginan Kamu untuk berasbab padahal allah telah meletakkan kamu dalam Suasana tajrid berarti turun dari semangat dan tingkat yang tinggi.
3: Keteguhan Benteng takdir:
Kekuatan semangat (azam, cita-cita, ikhtiar) tidak berupaya memecahkan Benteng takdir.
4: Allah swt mengatur segala urusan:
Tenangkan hatimu dari urusan kehendak karena apa yang diatur oleh selainmu Tentang urusan dirimu, tidak perlu engkau campur tangan.
5: Matahati yang buta:
Kerajinan kamu untuk memperolehi apa yang telah terjamin untuk kamu di Samping kelalaaian kamu terhadap kewajiban yang diamanatkan Menunjukkan buta mata hati
6: Pengertian doa:
Janganlah karena kelambatan masa pemberian tuhan kepada kamu, padahal Kamu telah bersungguh-sungguh berdoa, membuat kamu berputus asa, sebab Allah menjamin untuk menerima semua doa, menurut apa yang dipilih-nya Untuk kamu, tidak menurut kehendak kamu, dan pada waktu yang ditentukannya, Tidak pada waktu yang kamu tentukan.
7: Pengertian janji Allah swt:
Jangan sampai meragukan kamu terhadap janji allah karena tidak Terlaksana apa yang telah dijanjikan, meskipun telah tertentu (tiba) Masanya, supaya keraguan itu tidak merusakkan mata hati kamu dan tidak Memadamkan cahaya sir (rahasia atau batin) kamu.
8: Jalan memperolehi makrifat:
Apabila tuhan membukakan bagimu jalan untuk makrifat, maka jangan Hiraukan tentang amalmu yang masih sedikit karena allah s.w.t tidak Membuka jalan tadi melainkan dia berkehendak memperkenalkan diri-nya Kepada kamu.
9: Ahwal menentukan amal:
Berbagai-bagai jenis amal adalah karena berbagai-bagai ahwal (hal-hal)
10: Ikhlas adalah roh ibadat:
Amalan zahir adalah kerangka sedangkan rohnya adalah ikhlas yang Terdapat dengan tersembunyi dalam amalan itu.
11: Tiada kesempurnaan tanpa ikhlas:
Tanamkan wujud kamu dalam bumi yang tersembunyi karena yang tumbuh Dari sesuatu yang tidak ditanam itu tidak sempurna hasilnya.
12: Uzlah adalah pintu tafakur:
Tiada sesuatu yang sangat berguna bagi hati sebagaimana uzlah untuk Masuk ke medan tafakur.
13: Hijab yang halang perjalanan:
Bagaimana hati akan dapat disinari sedangkan gambar-gambar alam maya Melekat pada cerminnya, atau bagaimana mungkin berjalan kepada allah S.w.t sedangkan dia masih dibelenggu oleh syahwatnya, atau bagaimana Akan masuk ke hadrat allah s.w.t sedangkan dia masih belum suci dari junub Kelalaiannya, atau bagaimana mengharap untuk mengarti rahasia-rahasia Yang halus sedangkan dia belum taubat dari dosanya (kelalaian, kekeliruan Dan kesalahan).
14: Allah yang menzahirkan alam:
Alam sekaliannya adalah kegelapan dan yang menerangkannya adalah Karena padanya kelihatan yang haq (tanda-tanda allah s.w.t). Barangsiapa Melihat alam tetapi dia tidak melihat allah s.w.t sama ada dalamnya, di Sampingnya, sebelumnya , atau sesudahnya, maka dia benar-benar Memerlukan wujudnya cahaya-cahaya itu dan tertutup baginya cahaya Makrifat oleh tebalnya awan benda-benda alam.
15-24: Allah dan makhluk:
Di antara bukti yang menunjukkan adanya keperkasaan allah s.w.t yang Luar biasa adalah yang dapat menghijab engkau daripada melihat kepadanya Dengan hijab yang tidak ada wujudnya di sisi allah s.w.t. Bagaimana disangka allah s.w.t dapat dihijab oleh sesuatu padahal dia yang Menzahirkan segala sesuatu. Bagaimana mungkin akan dihijab oleh sesuatu padahal dia yang tampak zahir Pada segala sesuatu. Bagaimana akan mungkin dihijab oleh sesuatu padahal dia yang terlihat Dalam tiap sesuatu. Sesuatu bagaimana akan dapat ditutup oleh sesuatu padahal dia yang Tampak pada tiap segala sesuatu. Bagaimana mungkin dihijab oleh padahal Dia yang ada zahir sebelum ada sesuatu. Bagaimana mungkin dihijab oleh sesuatu padahal dia yang lebih nyata dari Segala sesuatu. Bagaimana mungkin akan dihijab oleh sesuatu padahal dia yang esa, tidak Ada di samping-nya sesuatu apa pun. Bagaimana akan dapat dihijab oleh sesuatu padahal dia yang lebih dekat Kepada kamu dari segala sesuatu. Bagaimana mungkin akan dihijab oleh sesuatu, andainya tidak ada allah s.w.t Niscaya tidak ada segala sesuatu. Alangkah ajaibnya bagaimana nampak wujud di dalam „adam (yang tidak Wujud), atau bagaimana dapat bertahan sesuatu yang rusak binasa itu di Samping zat yang bersifat kekal.
25: Sikap orang bodoh:
Tidak meninggalkan sedikit pun dari kebodohan bagi siapa yang berkehendak Mengadakan pada sesuatu masa sesuatu yang lain daripada apa yang Dijadikan allah s.w.t pada masa itu.
26: Menunda amal tanda kebodohan:
Menunda amal kebaikan karena menantikan kesempatan yang lebih baik Adalah tanda kebodohan.
27: Berpegang kepada makam:
Jangan meminta kepada allah s.w.t supaya dipindahkan dari satu hal kepada Hal yang lain, sebab jika allah s.w.t mengkehendaki dipindahkan kamu tanpa Merubah keadaan kamu yang lama.
28: Pembimbing Jalan Hakiki:
Tidak bercita-cita seorang salik untuk berhenti ketika terjadi kasyaf (terbuka perkara ghaib) melainkan suara hakiki berseru kepadanya: “ apa Yang kamu cari masih jauh di hadapan (oleh itu jangan kamu berhenti)!” Dan Tidak terbuka baginya alam maya melainkan diperingatkan oleh hakikat Alam itu: “sesungguhnya kami adalah ujian, karena itu janganlah kamu Kufur!
29: Permintaan dan kedudukan:
Permintaan daripada-nya menunjukkan kurang percayamu kepada-nya. Permintaan kepada-nya menunjukkan kamu tidak melihat-nya. Permintaan Kepada lainnya menunjukkan sedikit malu terhadap-nya. Permintaan dari Lainnya menunjukkan jauhnya kamu daripada-nya.
30: Qadar yang lebih halus:
Tiada satu nafas terlepas daripada kamu melainkan di situ pula ada qadar Yang berlaku di atas kamu.
31: Peluang mendekati Allah s.w.t:
Jangan menantikan selasaii segala halangan, karena yang demikian akan Menujung kamu dari mendekati allah s.w.t melalui sesuatu yang engkau Didudukkan di dalamnya.
32: Sifat kehidupan duniawi:
Jangan menghairankan kamu lantaran terjadi kekeruhan ketika kamu Berada di dalam dunia karena sesungguhnya kekeruhan itu tidak terjadi Melainkan karena begitulah yang patut terjadi dan itulah sifatnya (dunia) Yang asli.
33: Sandarkan niat kepada Allah s.w.t:
Tidak sia-sia sesuatu maksud apabila disandarkan kepada allah s.w.t dan Tidak mudah tercapai tujuan jika disandarkan kepada diri sendiri.
34 dan 35: Permulaan dan kesudahan:
Tanda akan berjaya pada akhir perjuangan adalah kuat menyerah diri kepada allah s.w.t pada awal perjuangan. Barangsiapa cemerlang permulaannya, akan cemerlanglah kesudahannya.
36: Batiniah mempengaruhi lahiriah:
Apa yang tersimpan dalam keghaiban rahasia hati berbekas nyata pada Zahirnya.
37: Pandangan hati dan akal:
Berbeda antara orang yang mengambil dalil dengan allah s.w.t dengan Orang yang mengambil dalil atas-nya. Orang yang mengambil dalil dengan Allah s.w.t itulah yang mengenal haq dan meletakkannya pada tempatnya Dan menetapkan terjadinya sesuatu dari asal mulainya. Mengambil dalil Atas allah s.w.t adalah karena tidak sampai kepada-nya. Maka bilakah allah S.w.t itu ghaib sehingga memerlukan dalil untuk menyatakan-nya dan bilakan Allah s.w.t itu jauh sehingga memerlukan alam untuk sampai kepada-nya.
38: Sebarkan kebaikan mengikut kemampuan:
Hendaklah berbelanja akan kekayaannya bagi mereka yang telah sampai Kepada allah s.w.t dan menurut kadar kemampuannya bagi yang sedang Berjalan kepada allah s.w.t.
39: Nur-nur kurniaan Allah s.w.t:
Dikurniakan petunjuk kepada orang-orang yang berjalan kepada allah S.w.t dengan nur-nur tawajjuh (menghadap allah s.w.t) dan bagi orang yang Telah sampai bagi mereka ialah nur-nur al-muwaajahah (musyahadah atau Saling berhadapan antara hamba dengan allah s.w.t). Mereka yang pertama Itu adalah untuk nur-nur, sedangkan mereka yang telah sampai adalah nurnur Itu buat mereka lantaran mereka ini adalah karena allah s.w.t bukan Karena sesuatu selain-nya. Katakanlah: “allah!” Kemudian biarkan mereka (orang banyak) bermain-main dalam kesesatan.
40: Hijab menutupi diri dan alam ghaib:
Usaha kamu untuk menyingkap keaiban yang tersembunyi dalam diri kamu Adalah lebih baik daripada usaha kamu untuk terbuka bagi kamu tirai ghaib.
41: Diri yang terhijab, Allah s.w.t tidak:
Al-haq (allah s.w.t) tidak terhijab oleh sesuatu apa pun, sebaliknya Kamulaih yang terhijab dari melihat kepada-nya. Jika allah s.w.t dihijab oleh Sesuatu tentu sesuatu itu dapat menutup allah s.w.t. jika ada sesuatu yang Menutup allah s.w.t bermakna wujudnya dapat dikurung oleh sesuatu. Sesuatu yang mengurung adalah lebih berkuasa dari yang dikurung, Sedangkan allah s.w.t berkuasa atas semua hamba-nya.
42: Sifat yang menyalahi ubudiyah:
Keluarlah dari sifat-sifat kemanusiaan yang bertentangan dengan ubudiyah Supaya mudah bagi kamu untuk menyahut panggilan allah dan mendekat ke Hadrat-nya.
43 dan 44: Reda atau tidak kepada nafsu punca maksiat atau taat:
Induk segala maksiat, syahwat dan kelalaian adalah rido terhadap nafsu Dan sumber segala taat, terpelihara diri (dari syahwat) dan bangun (pada Taat) adalah tidak rido kepada nafsu. Bersahabat dengan orang jahil yang tidak menurut hawa nafsu lebih baik Daripada bersahabat dengan orang alim yang tunduk kepada nafsu. Ilmu Apakah yang dapat dipanggil bagi orang alim yang ditawan oleh nafsunya, Sebaliknya kejahilan apakah yang dapat disebutkan bagi seseorang yang Sudah dapat mengekang nafsunya.
45: Makrifat hati terhadap Allah s.w.t:
Terbuka mata hati memperlihatkan kepada kamu akan hampirnya allah s.w.t. Penyaksian mata hati memperlihatkan kepada kamu akan ketiadaan kamu di Samping wujud allah s.w.t. penyaksian hakiki mata hati memperlihatkan Kepada kamu hanya allah yang wujud, tidak terlihat lagi ketiadaan kamu Dan wujud kamu.
46: Allah maha esa, sedia dan kekal:
Telah ada allah dan tiada sesuatu beserta-nya. Dan, dia kini adalah tetap Sebagaimana adanya.
47: Al-Karim, tumpuan segala hajat dan harapan:
Jangan dilampaui niat tujuan kamu kepada selain-nya karena al-karim tidak Dapat dilampaui oleh sebarang harapan.
48: Hajat dari Allah, hanya Dia dapat melaksanakannya:
Jangan diajukan hajatmu kepada selain allah s.w.t. allah s.w.t yang Mendatangkan hajat itu kepada kamu. Siapakah yang selain allah s.w.t dapat Mengangkat sesuatu yang diletakkan oleh allah s.w.t? Barangsiapa yang Tidak mampu melaksanakan hajat dirinya sendiri, bagaimana pula dia Sanggup melaksanakan hajat orang lain.
49: Baik sangka terhadap Allah s.w.t:
Jika kamu belum mencapai baik sangka terhadap allah lantaran Kesempurnaan sifat-nya, maka hendaklah kamu memperbaiki sangka Terhadap wujud-nya karena wujud-nya beserta kamu. Bukankah dia tidak Meletakkan kamu melainkan pada yang baik-baik dan tidak menyampaikan Kepada kamu melainkan nikmat-nikmat-nya.
50: Kesan daripada buta mata hati:
Keajaiban yang sangat ajaib adalah orang yang lari dari sesuatu yang tidak Mungkin dia melepaskan diri daripada-nya dan dicarinya sesuatu yang tidak Mungkin senantiasa menemaninya. Sesungguhnya bukan buta mata yang di Kepala tetapi, buta mata yang dalam hati.
51: Keluar dari pada alam kepada Pencipta alam:
Jangan kamu berpindah dari satu hal alam kepada hal alam yang lain. Jika Demikian kamu adalah umpama keledai yang berputar mengelilingi Penggilingan, di mana ia menuju ke satu tujuan, tiba-tiba ia kembali kepada Tempat mulainya. Hendaklah engkau melintasi sempadan alam dan menuju Kepada pencipta alam. Sesungguhnya kepada tuhanmu puncak segala tujuan.
52: Sucikan maksud dan tujuan:
Perhatikan sabda rasulullah saw : “barangsiapa yang hijrahnya kepada allah dan rasul maka hijrahnya Adalah kepada allah dan rasul. Barangsiapa yang hijrahnya kepada dunia Untuk mendapatkannya atau wanita untuk mengawininya, maka hijrahnya Terhenti pada tujuan hijrahnya itu”. Fahamilah sabda rasulullah saw tersebut dan perhatikan persoalannya Jika kamu boleh memahaminya. Dan, selamatlah atas kamu.
53 dan 54: Waspada memilih sahabat:
Jangan menjadikan sahabat (teman hijrah) akan orang yang tidak Membangkitkan semangat kepada allah s.w.t dan perkataannya tidak Memimpin ke jalan allah s.w.t. Kemungkinan engkau keliru tetapi menganggapkan engkau benar lantaran Persahabatan engkau dengan orang yang lebih rendah halnya (keadaan Rohaninya) dari kamu.
55: Zahid dan raghib:
Bukan sedikit (nilainya) amal yang keluar dari hati si zahid, dan tidak banyak (nilainya) amal yang keluar dari hati si raghib.
56: Amal, ahwal dan makam:
Baiknya amal adalah hasil dari baiknya ahwal (hal-hal) dan baiknya ahwal Adalah karena penetapan makam yang dikurniakan allah s.w.t.
57: Peranan zikir:
Jangan meninggalkan zikir lantaran engkau belum selalu ingat kepada Allah s.w.t ketika berzikir, sebab kelalaian kamu terhadap allah s.w.t Ketika tidak berzikir lebih bahaya daripada kelalaian kamu terhadap allah S.w.t ketika kamu berzikir. Semoga allah s.w.t menaikkan derajat kamu Daripada zikir dengan kelalaian kepada zikir yang disertai ingat kepada Allah s.w.t, dan mudah-mudahan allah s.w.t akan mengangkat kamu daripada Zikir yang beserta kehadiran allah s.w.t di dalam hati kamu kepada zikir di Mana lenyapnya segala sesuatu selain allah s.w.t. hal yang demikian itu Tidaklah sukar bagi allah s.w.t.
58: Tanda matinya hati:
Sebagian daripada tanda matinya hati ialah apabila tidak merasa sedih jika Terlepas sesuatu amal kebaikan daripadanya dan tidak menyesal jika Terjadi perbuatan yang tidak baik olehnya.
59 dan 60: Dosa dan baik sangka:
Tidaklah besar sesuatu dosa melebihi sesuatu yang menujung kamu berbaik Sangka kepada allah s.w.t. barangsiapa mengenal tuhannya niscaya melihat Kecilnya dosa. Tidak ada dosa kecil jika allah s.w.t menghadapi kamu dengan keadilan-nya Dan tidak ada dosa besar jika allah s.w.t menghadapi kamu dengan kurniaannya.
61: Amal yang bernilai pada sisi Allah s.w.t:
Tidak ada amal yang diharapkan diterima allah s.w.t selain amal yang kamu Tidak melihat kepadanya dan memandangnya kecil atau remeh.
62 - 64: Wirid dan warid:
Sesungguhnya wirid mendatangkan kepada kamu warid supaya kamu Mendekat dan masuk ke hadrat allah s.w.t. Wirid mendatangkan kepada kamu warid supaya kamu terselamat dari Kekuasaan debu-debu dunia dan supaya kamu merdeka dari perbudakan mata Benda dan syahwat keduniaan. Wirid mendatangkan kepada kamu warid supaya kamu bebas dari penjara Wujud kamu dan masuk kepada syuhud (penyaksian).
65 – 67: Nur, mata hati dan hati:
Nur-nur ilahi adalah kendaraan hati dan rahasia hati. Nur itu ialah tentera hati, sebagaimana kegelapan adalah tentera nafsu. Jika allah s.w.t mau menolong hamba-nya maka dibantu dengan tentera Anwar (nur-nur) dan dihentikan bekalan kegelapan. Nur itu baginya menerangi (membuka tutupan), mata hati itu baginya Menghakimkan dan hati itu baginya menghadap atau membelakang.
68 dan 69: Ketaatan adalah kurniaan Allah s.w.t:
Janganlah ketaatan kamu kepada allah s.w.t menggembirakan kamu karena Kamu melihat telah melaksanakannya, tetapi gembiralah karena melihat Ketaatan itu datang dari allah s.w.t kepada kamu. Ucapkanlah: “dengan sebab kurnia allah s.w.t kepada hamba-nya, maka dengan demikian Itulah mereka patut bergembira, itu lebih baik dari apa yang mereka Kumpulkan”. Dilarang kepada orang yang masih berjalan menuju allah s.w.t dan orang Yang telah sampai kepada-nya dari melihat kepada amal perbuatan mereka Dan ahwal yang mereka berada di dalamnya. Orang yang masih dalam Perjalanan belum mencapai keteguhan benar bersama-sama allah s.w.t Dalam amal dan ahwal. Ada pun orang yang telah sampai, telah dilenyapkan Allah s.w.t kesadarannya ke dalam penyaksian (melihat-nya), tidak lagi Melihat kepada amal dan ahwal.
70 - 72: Tamak melahirkan kehinaan:
Tidaklah panjang dahan kehinaan melainkan yang tumbuh dari benih tamak. Tiada sesuatu yang dapat mengheret kamu sebagaimana paham (syak Wasangka atau angan-angan). Kamu merdeka dari sesuatu yang kamu tidak mempunyai hajat kepadanya dan Kamu adalah hamba bagi sesuatu yang kamu tamak kepadanya.
73: Nikmat dan bala adalah jalan mendekati Allah s.w.t:
Siapa yang enggan menghadap allah s.w.t dengan kehalusan kurnia-nya Akan diheret (untuk menghadap-nya) dengan rantai ujian bala.
74: Syukur mengikat nikmat:
Barangsiapa tidak mensyukuri nikmat bermakna membuka jalan untuk Kehilangan nikmat itu. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia Mengadakan pengikat bagi nikmat yang diperolehinya.
75: Kurniaan yang menjadi istidraj:
Takutlah kamu terhadap kurniaan allah s.w.t yang selalu kamu perolehi Sedangkan kamu melanggar perintah-nya, jangan sampai kurniaan itu Semata-mata istidraj. (firman allah s.w.t dalam surah al-a'raf, ayat 182): kami Akan binasakan mereka perlahan-lahan dengan jalan yang mereka tidak Sadar.
76: Murid yang terpedaya:
Sebagian dari kejahilan murid ialah : buruk adabnya tetapi balasan ke Atasnya diperlambatkan lalu dia menyangka sekiranya adabnya adalah Jelik tentu allah s.w.t sudah memutuskan bantuan dan pasti dia akan Dijauhkan. Ketahuilah! Adakalanya kurniaan telah diputuskan tetapi si murid Tidak menyadarinya. Sekiranya tidak ada kurniaan baru itu pun merupakan Putus bantuan. Ada kalanya dia sudah dijauhkan tetapi dia tidak Menyadarinya, meskipun hanya dijauhkan dengan cara membiarkannya Menurut sangkaannya.
77: Jangan meremehkan wirid yang lambat mendatangkan warid:
Jika engkau melihat seorang hamba yang ditetapkan allah s.w.t dalam Menjaga wiridnya di samping berterusan bantuan allah s.w.t, maka jangan Engkau meremehkan pemberian allah s.w.t kepadanya sekalipun belum Terlihat padanya tanda orang arif (ahli makrifat) dan seri cahaya orang Yang cinta kepada allah s.w.t (muhibbin), karena sekiranya tidak ada warid Tidak mungkin adanya wirid.
78: Kurniaan Allah s.w.t yang menetap pada hamba-Nya:
Sebagian para hamba ditentukan oleh allah s.w.t untuk berkhidmat kepadanya Dan ada pula sebagian yang diistimewakan allah s.w.t dengan mencintainya. Kepada masing-masing itu diberikan bantuan dari kurniaan tuhan dan Kurniaan tuhan itu tidak terbatas.
79: Warid terjadi secara tiba-tiba:
Tidak terjadi warid (kurniaan) yang langsung dari allah s.w.t kecuali Secara mendadak supaya tidak didakwa oleh para hamba bahwa dia Menerimanya karena ada persiapannya.
80: Tanda kejahilan ahli hakikat:
Jika kamu melihat seseorang (ahli hakikat) menjawab setiap pertanyaan dan Menerangkan setiap penglihatan (mata hati) dan menceritakan setiap yang Diketahuinya, maka ketahuilah bahwa yang demikian itu adalah tanda Kejahilannya.
81: Akhirat tempat pembalasan bagi hamba-hamba yang mukmin:
Sesungguhnya dijadikan negeri akhirat sebagai tempat pembalasan bagi Hamba-hamba-nya yang beriman karena negeri ini (dunia) tidak cukup luas (bagi menampung) apa yang allah s.w.t hendak berikan kepada mereka. Bahwasanya digandakan segala kadar (pembalasan) mereka, jauh dari Pembalasan terhadap mereka yang di dalam negeri yang tidak kekal ini.
82: Tanda diterima amal:
Barangsiapa yang dapat merasa buah dari amalnya sekarang (di dunia) ia Menjadi bukti diterima amalnya kelak (di akhirat)
83: Kedudukan hamba di sisi Allah s.w.t:
Jika kamu mau mengetahui kedudukan kamu di sisi allah s.w.t, lihatlah di Mana kamu didudukkan.
84: Nikmat lahir dan batin:
Apabila dikurniakan kepada kamu rezeki berupa rasa puas dengan taat (kepada allah s.w.t) dan rasa cukup (dengan-nya), maka ketahuilah telah Disempurnakan atas kamu nikmat-nikmat yang lahir dan yang batin.
85: Sebaik-baik permintaan:
Sebaik-baik permintaan adalah apa yang allah s.w.t tuntut daripada kamu.
86: Tipu daya terhadap orang yang tidak taat:
Kesedihan lantaran tidak berbuat taat tetapi tidak bergerak untuk berbuat Demikian adalah tanda diperdaya (oleh syaitan).
87: Orang Yang Mengenal Allah s.w.t:
Bukanlah orang arif orang yang memperolehi isyarat lalu merasakan allah S.w.t lebih dekat dari isyaratnya. Orang arif adalah orang yang tidak Menyadari isyarat karena fana dalam wujud allah s.w.t dan diliputi oleh Syuhud (penyaksian) kepada allah s.w.t.
88: Harapan Dan Angan-angan:
Harapan adalah yang disertai amal. Jika tidak ia adalah angan-angan.
89: Tujuan Orang Arifbillah:
Maksud dan tujuan orang arifbillah adalah benar dalam ubudiyah (kehambaan) dan melaksanakan hak-hak rububiah (ketuhanan).
90-92: Qabadh Dan Basath:
Dilapangkan kamu (diberi kegembiraan) supaya kamu tidak ditinggalkan Dalam ketakutan. Diberikan rasa takut dan gerun supaya kamu tidak Ditinggalkan dalam kesukaan. Dibebaskan kamu dari kedua-duanya supaya Kamu tidak ditarik oleh sesuatu selain dia (allah s.w.t). Orang arif, apabila diberikan nikmat kedelapangan atau kegembiraan akan Lebih merasa takut daripada apabila diberi nikmat yang merupakan Kesempitan dan ketakutan, karena tidak dapat tegak di atas batas-batas Kesopanan dalam keadaan kesenangan kecuali sedikit. Kedelapangan dan ria hati mempunyai ruang untuk nafsu mengambil Kesempatan daripada kegembiraan itu dan pada takut dan gerun tidak ada Kesempatan untuk nafsu mencelah.
93 dan 94: Hikmat Pada Pemberian Dan Penolakan:
Adakalanya kamu menerima pemberian yang pada hakikatnya adalah Penolakan dan ada kalanya kamu ditolak tetapi pada hakikatnya kamu Diberi. Jika dibuka kepada kamu pintu kefahaman tentang penolakan niscaya Berubah penolakan menjadi pemberian.
95: Alam Pada Zahirnya Dan Batinnya:
Alam ini pada zahirnya adalah tipuan dan batinnya adalah peringatan. Nafsu Memandang kepada zahirnya yang menipu daya, sementara hati pula Memandang kepada batinnya yang memberi peringatan.
96: Kemuliaan Yang kekal Abadi:
Jika engkau berkehendakkan kemuliaan yang abadi janganlah engkau Mencari kemuliaan yang sementara.
97: Perjalanan Yang Hakiki:
Kepantasan yang hakiki adalah engkau lipatkan jarak dunia dari kamu Sehingga engkau melihat akhirat lebih dekat kepada kamu dari diri kamu Sendiri.
98: Penolakan Allah s.w.t Lebih Baik Daripada Pemberian Makhluk:
Pemberian dari makhluk adalah kerugian dan penolakan dari allah adalah Kebaikan.
99-101: Amal, Taat Dan Balasan Allah s.w.t:
Maha tinggi tuhan kami dari amal hamba yang disegerakan tetapi balasannya Ditunda. Cukuplah balasan allah s.w.t kepada kamu dengan ketaatan kamu kepadanya, Jika dia rido kamu menjadi ahli taat. Cukuplah bagi orang-orang yang beramal dibalas dengan terbukanya hati Mereka untuk mentaati allah s.w.t. dan, cukuplah bagi mereka dengan Balasan di mana hati mereka menjadi jinak dengan allah s.w.t.
102: Allah s.w.t Ditaati Kerana Sifat-sifat Ketuhanan-Nya:
Barangsiapa beribadat kepada allah s.w.t karena mengharapkan sesuatu Atau supaya ketaatannya dapat menolak kedatangan seksaan dari allah S.w.t, maka orang itu tidak mendirikan kewajiban terhadap hak sifat-sifatnya.
103 dan 104: Pemberian dan Penolakan memperkenalkan Allah s.w.t:
Apabila dikurniakan kepada kamu bermakna diperlihatkan kepada kamu Kemurahan-nya. Apabila ditahan pemberian bermakna diperlihatkan kepada Kamu kekuasaan-nya. Maka dia pada segala perkara memperkenalkan dirinya Kepada kamu dan menghadapkan kepada wujud (kelembutan)-nya. Sesungguhnya terasa pedih penolakan allah s.w.t adalah karena kamu tidak Mengarti tentang allah s.w.t dalam penolakan tersebut.
105 dan 106: Jalan Kepada Allah s.w.t:
Kadangkala dibukakan kepada kamu pintu taat tetapi tidak dibukakan pintu Makbul permintaan. Kadangkala kamu terdorong ke dalam dosa tetapi dosa Itu menjadi sebab menyampaikan kamu (kepada allah s.w.t). Maksiat yang melahirkan rasa hina diri (kepada allah s.w.t) dan rasa Berhajat kepada-nya lebih baik daripada taat yang melahirkan rasa megah Dan takabur.
107 dan 108: Nikmat Penciptaan Dan Nikmat Susulan:
Dua nikmat yang tidak terpisah makhluk dari kedua-duanya dan tidak dapat Tidak bagi setiap makhluk maujud dari kedua-duanya, itulah nikmat Diciptakan dan nikmat yang menyusul (setelah diciptakan). Allah s.w.t memberi nikmat kepada kamu kali pertamanya dengan Menciptakan kamu dan kali ke duanya dengan melengkapi keperluan kamu.
109 dan 110: Hamba Berhajat Kepada Tuhan:
Berhajat kepada allah s.w.t adalah sifat sebenar zat diri kamu, sementara Sebab musabab (yang mengenai kamu) adalah peringatan kepada sesuatu Yang tersembunyi daripada diri kamu tentangnya (sifat keaslian kamu) dan Keadaan kamu yang berhajat (kepada allah s.w.t) itu tidak dapat diangkat Oleh sesuatu yang sifatnya mendatang. Sebaik-baik waktu kamu adalah di mana kamu melihat dalamnya ada hajat (kepada allah s.w.t) dan kamu kembali kepada kehinaan kamu (mengakui Pergantungan kamu kepada allah s.w.t).
111: Uns (Jinak Hati Dengan Allah s.w.t):
Apabila kamu merasa hilang minat kamu kepada makhluk, maka ketahuilah Bahwa akan dibukakan kepada kamu pintu berjinak-jinak dengan allah s.w.t.
112: Keizinan Meminta Tanda Akan Mendapat Kurnia:
Apabila diizinkan lidah kamu membuat permintaan maka ketahuilah bahwa Engkau akan memperolehi kurnia-nya.
113: Orang Arif Berhajat Kepada Allah s.w.t:
Orang arif tidak luput dari rasa berhajat kepada allah s.w.t dan tidak Merasa senang untuk bersandar kepada sesuatu selain allah s.w.t.
114: Nur Sifat Allah s.w.t Menerangi Rahsia hati:
Diterangi-nya yang zahir dengan cahaya athar dan diterangi-nya rahasia Hati dengan nur sifat-nya. Oleh sebab itu terbenam cahaya terang yang Zahir tetapi tidak terbenam cahaya kalbu dan sir (hati dan rahasia hati). Berkata orang bijak pandai : “ matahari siang terbenam pada waktu malam Tetapi matahari hati tidak terbenam.”
115 dan 116: Takdir Adalah Ujian Allah s.w.t:
Seharusnya tidak menekan (jiwa kamu) oleh bala yang menimpa kamu karena Kamu mengetahui bahwa tuhan menguji kamu dan dia yang menimpakan kamu Dengan takdir-nya adalah tuhan yang biasa memberikan kepada kamu yang Baik-baik yang dipilih untuk kamu. Siapa yang menyangka tiada kehalusan hikmat pada takdir yang menimpanya, Itu adalah karena singkat pandangan (mata hatinya).
117: Hawa Nafsu Dan Kesamaran jalan:
Tidak dikuatirkan atas kamu samarnya jalan yang kamu tempuhi, tetapi yang Dikuatirkan adalah kemenangan hawa nafsu atas kamu.
118: Sifat Kewalian Ditutup Daripada Pandangan Umum:
Maha suci allah yang menutupi rahasia keistimewaan (para wali) dengan Diperlihatkan sifat kemanusiaan biasa kepada orang banyak dan ternyata Kebesaran ketuhanan allah s.w.t dalam memperlihatkan sifat kehambaan (pada para wali-nya).
119: Perhatikan Kewajipan Bukan Permintaan:
Jangan mengadakan tuntutan terhadap tuhan kamu lantaran kelewatan Tercapainya hajat kamu, tetapi tuntutlah diri kamu agar tidak melewatkan Kewajiban (terhadap allah s.w.t).
120: Zahir Bersyariat Dan Batin Beriman:
Apabila kamu pada zahirnya dihiaskan dengan taat kepada perintah-nya dan Dikurniakan pada batin kamu menyerah bulat kepada allah s.w.t, yang Demikian adalah sebesar-besar nikmat buat kamu.
121: Kekeramatan Bukan Jaminan Kesempurnaan:
Tidak semua yang terzahir kekeramatannya itu sempurna pangkat Kewaliannya.
122: Pelihara Wirid Selama Ada hayat:
Tidak mengabaikan wirid kecuali orang bodoh. Warid (kurniaan allah s.w.t) Berterusan hingga ke akhirat dan wirid berakhir dengan berakhirnya dunia. Dan yang paling baik diperhatikan ialah yang tidak lenyap. Wirid itu sebagai Tuntutan allah s.w.t kepada kamu sementara warid itu adalah hajat kamu Kepada allah s.w.t. maka di manakah bandingan antara tuntutan allah Kepada kamu dengan pengharapan kamu kepada tuhan kamu.
123: Warid Dan Nur Ilahi:
Kurniaan allah s.w.t bersesuaian dengan persiapan untuk menerimanya Tetapi pancaran nur ilahi bersesuaian dengan sifat rahasia hati (sir).
124: Sikap Orang Lalai Dan Orang Berakal:
Orang lalai (dari pegangan tauhid), tatkala datang waktu pagi dia Memikirkan apa yang harus dikerjakannya. Orang yang berakal (bertauhid) Menerima pekerjaan yang ditakdirkan allah s.w.t untuknya.
125: Abid Dan Zahid Yang Belum Mencapai Keteguhan Hati:
Sesungguhnya yang membolak-balikkan hati ahli ibadat dan ahli zuhud Ketika menghadapi sesuatu itu adalah karena mereka masih tidak tetap Melihat allah s.w.t pada apa yang mereka lihat, maka hati mereka dibolakbalikkan Oleh sesuatu itu.
126 dan 127: Kerinduan Untuk Melihat Allah s.w.t:
Kamu dianjurkan ketika hidup kini supaya memperhatikan ciptaan-nya dan Akan diperlihatkan kepada kamu di akhirat kelak akan kesempurnaan zatnya. Allah s.w.t mengetahui akan keadaan kamu yang tidak sabar merindui untuk Melihat-nya, maka diperlihatkan kepada kamu keaslian ciptaan-nya.
Kitab AlHikam
Ibn 'Ata Allah al-Iskandari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar