3 Elemen Kunci: Adab, Ilmu, dan Amal



Ada nasihat yang tidak asing lagi didengar bagi para pencari ilmu.

Adab Sebelum Ilmu, Ilmu Sebelum Amal

Ada tiga elemen kunci dalam nasihat tersebut: adab, ilmu, dan amal. Yang mana setiap elemen itu harus saling melengkapi. Tidak bisa berdiri sendiri.

Adab saja misalkan. Adab atas apa? Apakah adab hanya sekedar berbuat baik saja? Tentu saja tidak. Adab maknanya tidak hanya sebatas akhlak. Salah satu maknanya adalah menempatkan suatu hal pada tempatnya. Maka berbuat baik pada manusia hanyalah satu dari sekian banyaknya penempatan yang harus dilakukan.

Ilmu saja. Jika tidak disertai adab bisa bahaya. Yang terjadi bukannya seperti pepatah tentang padi, semakin berisi semakin menunduk. Yang terjadi malah semakin berisi semakin meninggi. Hatinya yang tinggi, tapi ilmunya tidak bermanfaat sama sekali. Hanya tahu saja, tapi akhlaknya menyakiti hati. Hanya sebatas tahu, tapi tidak ada amalan. Tidak ada implementasi atas amal tersebut dalam dunia nyata.

Bagaimana dengan amal saja? Tentu tidak baik juga. Hanya berbuat tapi tidak tahu panduan. Yang ada bukannya bermanfaat, tapi malah membuat keonaran. Malah bikin repot.

Adab adalah yang paling didahulukan sebelum berilmu dan beramal. Maka jika Anda mencari dari berbagai referensi, baik internet atau pun buku tentang adab, ada banyak nasihat yang akan didapatkan. Seperti pesan Ibnul Mubarak.

“Kami mempelajari masalah adab itu selama 30 tahun sedangkan kami mempelajari ilmu selama 20 tahun.”

Dalam Kitab Al-Hikam karya Ibnu Atha’illah as-Sakandari di judul Buah Ilmu yang Bermanfaat, ada 3 pesan yang beliau tuliskan.

Ilmu yang bermanfaat adalah yang cahayanya melapangkan dada dan menyingkap tirai kalbu.

Sudahkah bertambahnya ilmu membuat kita berlapang dada?

Sebaik-baik lmu adalah yang disertai rasa takut pada-Nya.

Adakah dengan ilmu yang dimiliki kini membuat kita semakin takut pada-Nya?

Jika ilmu disertai rasa takut, ia akan berguna bagimu. Namun jika tidak, ia akan menjadi petaka bagimu.

Jadi bagaiaman selama ini? Apakah menjadi ilmu yang berguna atau malah jadi malapetaka?

Adab memang menjadi PR penting bagi pencari ilmu. Mencari ilmu yang bermanfaat pun tidak kalah penting. Jangan sampai kita hanya disibukkan untuk mencari ilmu sebagai pengumpul informasi saja di kepala, tapi implementasi di dunia nyata malah nol. Mengendap di kepala saja, untuk apa? Maka menulis ulang adalah salah satu cara agar ilmu tersebut bisa bermanfaat. Baik sebagai nasihat atau sebagai pengingat.

Mencari ilmu yang bermanfaat agar kelak bisa menjadi wasilah kebaikan bagi umat. Ada perubahan sosial atas apa yang selama ini kita cari dan pelajari. Belajar ekonomi misalkan. Bukan hanya tentang untung setinggi-tingginya, tapi juga berbagi seluas-luasnya.

Selain ilmu yang bermanfaat, yang kerap terabaikan adalah atas sebuah pertanyaan, untuk apa kita mencari ilmu? Apakah agar dinilai berilmu oleh orang banyak? Apakah untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya jamaah di dunia nyata dan dunia maya? Apakah untuk digaji setinggi-tingginya oleh yang berkuasa? Satu hal yang harusnya kita cari adalah ridho Allah.

Ridho Allah mungkin terkesan abstrak, tapi inilah yang harusnya kita cari. Pertanyaannya selanjutnya, bagaimana caranya? PR lain yang harusnya dipecahkan. Tapi setidaknya kita bisa bertanya pada diri sendiri, apakah dengan bertambahnya ilmu membuat kita semakin dekat dengan Allah? Bisakah semakin taat dan takut kepada Allah? Jawaban yang jujur atas pertanyaan tersebut bisa menjadi pematik jawaban-jawaban lainnya.

Satu lagi yang tak kalah penting bagi pencari ilmu adalah berdoa. Berdoa saat memulai dan mengakhiri. Berdoa juga untuk para guru yang sudah memberikan ilmu. Baik itu dalam doa usai shalat atau doa seusai majelis ilmu. Baik itu pertemuan di dunia nyata atau pertemuan di dunia maya.

Coba jeda sejenak usai kajian, doakan para guru. Doakan agar mereka diberikan kesehatan, keberkahan, dan ilmu yang disampaikan bisa bermanfaat dalam kehidupan.

Mari berbuat baik dengan Ilmu, KLIK



1 komentar:

Akang Permana mengatakan...

Pangkal Mencari Ilmu, Melihat, membaca, mendengarkan dan mengamalkan, semoga di ridhoi oleh Alloh Subhanahu Wata'alla.

MEMPERBAIKI DIRI

 Assalamualaikum warohmatullahi Wabarakatuh. Al Jumaah Mubarok 18 jumadi ahkir 1443H 21 januari 20  Manusia setiap hari membuat dosa dan kes...