Tadarus Satu Zuz Satu Hari

Assalamu Alaikum Mari kita membaca dan Mendengarkan 1 Zuz satu Hari.

Alhamdullilahirobbil Allamiin.
Published from Blogger Prime Android App

Dalam Video ini dibacakan dan di artikan dengan bahasa Indonesia, untuk perubahan Zuz agar di Klik Play listnya, untuk mencari Zuz yang ada sebanyak 30 Zuz.
Semoga bermanfaat.
















ALLAH MENJAMIN TENTANG MIMPINYA MUHAMMAD QASIM BIN ABDUL KARIM

 ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ


Pada 14 Juli 2015, Qasim telah melihat mimpi ini




Nabi Muhammad ﷺ beritahuku bahwa "Jangan khawatir Qasim, jika ketua tentara Pakistan dan Imam Masjidil Haram tahu mengenai mimpimu "


Maka pada waktu itu juga aku akan memberikan saksi kepada mereka (didalam mimpi mereka)


Aku yang akan memberi tahu ke Ketua Tentara Pakistan bahwa Qasim memberitahu hal yang benar kepada semua orang mengenai mimpinya


Dan dia tidak berbohong mengenai mimpinya dan (juga) peristiwa itu tetap terjadi sebagaimana Qasim telah lihat dalam mimpinya


Dan Qasim, Aku (Muhammad ﷺ) juga akan memberi saksi ke Imam Ka'bah untukmu


Di dalam mimpi Qasim yang lain 

Aku melihat setelah berita mimpiku tersebar keseluruh dunia

Aku melihat bahwa aku mendapat rejeki (uang) yang sangat berlimpah 


Kemudian aku merasa "Apa gunanya semua kekayaan ini" 


Kemudian aku memberikan rejeki (uang) itu ke semua orang


Kemudian pada waktu itu (juga)

Nabi Muhammad ﷺ memberi saksi ke tentara Pakistan bahwa 

Qasim, tidak berbohong kepada siapapun, dan mimpinya adalah benar, serta Mimpinya adalah dari Allah ﷻ

Hari ini kita begini, besok begitu itu semua Karena Allah Subhanahu wata'ala, Semoga informasi ini bermanfaat untuk mencari petunjuk menuju Jalan yang lurus, klik


وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

TUDUHAN DAN BANTAHAN TERHADAP MIMPI MIMPI MUHAMMAD QASIM BIN ABABDUL QARIM



24 Juli 2021
Dalam tayangan Video di bawah ini Muhammad Qasim menjawab tuduhan dan  sehingga  orang orang menolak kebenaran yang terkandung dalam mimpi mimpinya Muhammad Qasim Bin Abdul Qarim.









Mari kita Melihat, membaca dan mendengarkan serta melaksanakannya, semoga Allah memberikan petunjuk Kepada kita. Klik
















Kajian dan Analisa Mimpi muhammad qasim 500 kali berjumpa allah swt artinya lebih baik dari rasulullah saw yang belum pernah melihat allah swt semasa hidupnya

Analisa Mimpi Mimpi Muhammad Qasim Bin Abdul Qarim.

Mimpi muhammad qasim kurang lebih 500 X berjumpa allah swt mengartikan bahwa muhammad qasim lebih baik dari pada rasulullah saw yang tidak bisa melihat allah swt.

JAWAB :

Pernyataan bahwa rasulullah saw tidak bisa melihat allah swt itu memang benar karena berdasarkan hadits.

Pada waktu rasululah saw isra' mi'raj, beliau berjumpa dan berdialog langsung dengan allah swt tanpa perantara, kemudian rasulullah saw di tanya, apakah engkau melihat rabbmu, maka nabi muhammad saw menjawab : saya melihat cahaya, dan hadits lain menerangkan, cahaya, bagaimana saya bisa melihatnya.

Dengan hadits tersebut menerangkan bahwa rasulullah saw tidak bisa melihat Allah swt, karena ada tabir cahaya di antara mereka.

Maka dari itu di dalam hadits yang lain menerangkan kurang lebihnya bahwa nabi muhammad saw tidak bisa melihat Allah swt, jika ada yang mengatakan bahwa nabi muhammad saw melihat allah swt, maka itu perkataan dusta, karena manusia tidak bisa melihat allah swt jika masih hidup di dunia.

Namun perlu di ketahui oleh kalian semua bahwa nabi muhammad saw juga bisa bermimpi.

Dan nabi muhammad saw pernah bermimpi berjumpa dengan allah swt, di mana nabi muhammad saw melihat bentuk allah swt dengan bentuk yang paling indah, ada tangan dan jari-jarinya allah swt yang terasa dingin di dadanya nabi muhammad saw.

DALIL

Riwayat dari Mu'adz bin Jabal, Nabi muhammad saw bersabda :

Di sebagian malam aku bangun lalu wudhu dan shalat semampuku, saat shalat aku mengantuk hingga tertidur. Tiba-tiba aku berada dihadapan Rabbku Tabaraka wa Ta'ala dalam wujud yang paling indah lalu bertanya: Hai Muhammad, ' aku menjawab: Baik, Rabb. Ia bertanya: 'Tahukah kamu apa yang diperdebatkan malaikat tertinggi? ' Beliau menjawab: Rabb aku tidak tahu.' Ia mengucapkan tiga kali, aku melihatNya lalu Ia meletakkan tanganNya di atas pundakku hingga aku merasakan dinginnya ujung-ujung jariNya diantara dadaku lalu segala sesuatu terlihat jelas olehku dan aku mengetahui.

[ Sunan Tirmidzi : 3159 ]

Menariknya hadits ini berderajat shahih, coba kalian perhatikan dan cermati dengan baik.

Pada waktu terjaga nabi muhammad saw tidak bisa melihat allah swt, namun pada waktu bermimpi nabi muhammad saw dapat melihat bentuk allah swt.

jadi terlihat jelas perbedaannya antara hukum terjaga dengan hukum bermimpi.

Dan telah ada para ulama, seperti syaikhul islam ibnu taimiyah, ibnu sirin, imam nawawi, syaikh abdul aziz bin baz, Syaikh muqbil hadi al-wadi'iy, Syaikh muhammad bin shalih al-utsaimin, ibnu hajar, Syaikh Taqiyuddin, Syaikh abdul aziz ar-rajihy

Dan kesepakatan ulama yang terdapat dalam kitab Syarah sunnah, semuanya sepakat bahwa nabi/rasul dan selain darinya dapat bermimpi berjumpa dengan allah swt.

Lebih lanjut para para ulama menerangkan tentang orang bermimpi berjumpa allah swt, di mana bentuk allah swt di mimpi-mimpi setiap orang akan berbeda-beda, di karenakan apa yang mereka lihat bukanlah wujud sejatinya allah swt.

sebagaimana asy Syura : 11, tidak ada sesuatu pun yang menyerupainya.

Mimpi yang mereka lihat hanya menyesuaikan keshalihan, ketakwaannya kepada allah swt, artinya keimanannya

Jika keimanan mereka baik maka mereka akan bermimpi melihat bentuk allah swt dalam keadaan baik.

Dan nabi muhammad saw adalah manusia memiliki keimanan yang paling sempurna, maka dari itu beliau mengatakan "saya melihat rabbku dalam bentuk yang paling indah."

Adapun kisah selain dari nabi muhammad saw yang pernah bermimpi berjumpa dengan allah swt adalah imam ahmad bin Hambal, imam abu Hanifa, imam Tirmidzi, imam hasan al Basri dan imam al Ghazali.

Catatan : untuk melihat fatwa dan kisah mimpi para imam, silahkan lihat pada akhir tulisan pada lampiran.!

Maka sangat jelas cara mengukur siapa yang lebih baik di antara nabi muhammad saw dan muhammad qasim adalah bentuk keindahan allah swt di dalam mimpi mereka karena akan terlihat perbedaan dalam kadar keimanan.

Jadi bukan di ukur dari banyak jumlahnya mimpi, Inilah yang saya katakan ada kekeliruan tersebut.

Sekarang coba kita buktikan, siapa yang lebih baik dalam keimanannya antara nabi muhammad saw, ulama dan muhammad qasim yang bermimpi kurang lebih 500 x tersebut.

Dan alhamdulillah muhammad qasim pernah menjelaskan deskripsi allah swt di dalam mimpinya, maka kita bisa menelitinya dan cara menelitinya mengikuti nasehat ulama Ibnul qayyim rahimahullahu, yaitu meneliti mimpi harus mencocokkan dengan wahyu yang jelas maksudnya al quran dan hadits, agar dapat mengetahui kebenarannya.

Jadi ada dua poin di sini, menguji mimpi mimpi muhammad qasim dan melihat siapa yang lebih baik keimanannya.

MENGKAJI MIMPI MUHAMMAD QASIM.

Qasim mengatakan:

"Allah Yang Maha Kuasa sering muncul dalam mimpiku. Aku tidak pernah melihat Allah dengan mataku dalam mimpiku. Aku hanya merasa bahwa Allah ada di Arsy al-Adhzim.

Kesimpulan :

1. Ternyata muhammad qasim tidak melihat allah swt sama sekali, artinya muhammad qasim tidak mengetahui bagaimana bentuk allah swt

2. Muhammad qasim hanya merasakan bahwa allah di atas arsy, Pernyataan ini sesuai dengan surah al-araf : 54 bahwa allah ada di atas arsy

Sungguh, Tuhanmu (adalah) Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu dia bersemayam di atas arsy

(al-araf : 54)

Qasim mengatakan :

Dan aku mendengar suaranya dari balik tabir.

Kesimpulan :

Pernyataannya sesuai dengan surah asy Syura : 51, bahwa allah swt berbicara kepada manusia salah satunya dari balik tabir.

Dan tidaklah patut bagi seorang manusia bahwa allah akan berbicara kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan mengutus utusan (malaikat) lalu di wahyukan kepadanya dengan izin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Mahatinggi, Mahabijaksana.

(asy Syura : 51)

Qasim mengatakan :

Suara itu terkadang turun dari langit atau aku akan melihat cahaya yang luar biasa terang.

Dan terkadang suara yang luar biasa akan datang dari cahaya yang luar biasa. Setiap kali aku melihat cahaya Allah, mataku menjadi terpaku. Tidak mungkin untuk menggambarkannya. Aku tidak bermaksud mengatakan bahwa cahaya ini adalah Allah melainkan cahaya Allah adalah versi megah cahaya yang diciptakan Allah.

Allah jauh melampaui segalanya untuk digambarkan sebagai cahaya. Dan dia adalah pencipta cahaya.

Kesimpulan :

Pernyataannya sesuai dengan surah An-Nur : 35 tentang cahaya allah.

Allah (pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca (dan) tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah memberi petunjuk kepada cahayanya bagi orang yang dia kehendaki dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

(An-Nur : 35)

Qasim mengatakan :

Bahkan suara Allah juga sangat luar biasa.

Suara Allah penuh dengan begitu banyak belas kasihan dan kemurnian yang jauh melampaui dugaan dalam kata-kata.

Kesimpulan :

Pernyataannya sesuai dengan surah Al an'am : 54 & hadits abu Daud : 2685 bahwa allah swt memiliki sifat kasih sayang yang sangat luar biasa kepada makhluknya melebihi kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.

Tuhanmu telah menetapkan atas diri-Nya kasih sayang

(Al an'am : 54 )

Sungguh Allah lebih sayang kepada para hambaNya daripada induk burung kepada anak-anaknya.

[Sunan_Abu_Daud : 2685]

Qasim mengatakan :

Dan suara Allah dalam mimpiku jauh melampaui eksistensi manusia.

Kesimpulan :

Pernyataannya sesuai dengan surah Asy Syura : 11 & Al Ikhlash : 4 bahwa allah swt Melampaui dari segala makhluknya

Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia.

(Asy Syura : 11 )

Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.

(Al Ikhlash : 4)

Qasim mengatakan :

Dan suaranya tidak memiliki kelemahan ataupun kehabisan nafas saat berbicara."

Kesimpulan :

Pernyataannya sesuai dengan surah Fathir : 2, bahwa allah swt maha perkasa, & sesuai dengan & Al-Mu'min : 65 bahwa allah swt itu hidup kekal abadi

"Apa saja di antara rahmat Allah yang dianugerahkan kepada manusia, maka tidak ada yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan-Nya, maka tidak ada yang sanggup melepaskannya setelah itu. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana" (Qs Fathir [35]: 2).

Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia; maka sembahlah Dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.

(Al-Mu'min Ayat 65)

Qasim mengatakan :

"Dalam setiap mimpi, aku merasa bahwa Allah lebih dekat kepadaku daripada bagian depan otakku dan pembuluh darah, urat leherku.

Kesimpulan :

Pernyataannya sesuai dengan surah Qaf : 16 bahwa allah swt sangat dekat daripada urat lehernya

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

(Qaf : 16)

Qasim mengatakan :

Allah tidak pernah berbicara denganku dengan keras. Dia juga tidak pernah meninggikan suaranya dengan kemarahan atau berbicara kepadaku dengan cara yang kasar. Allah selalu berbicara kepadaku dengan sangat lembut dan damai. Meskipun aku membuat banyak dosa setiap hari.

Kesimpulan :

pernyataannya sesuai dengan surah asy-syura : 19 & Az-Zumar : 53 bahwa allah swt memiliki sifat maha lembut dan maha pengampun

Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya.

(Asy-syura : 19)

Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.

(Az Zumar : 53)

Qasim mengatakan :

"Allah dan Muhammad SAW tidak pernah memaksaku untuk mengikuti ajaran mereka.

Dan itulah mengapa aku mencintai Allah dan Muhammad SAW lebih dari segalanya.

Kesimpulan :

Pernyataannya sesuai dengan surah Al Baqarah : 256 bahwa allah swt tidak memaksakan kepada manusia untuk menganut agama

Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui.

(Al-Baqarah : 256)

Qasim mengatakan :

Allah dan Muhammad SAW berbicara denganku dalam bahasa Urdu. Dan itu adalah bahasa utamaku."

Kesimpulan :

Pernyataannya sesuai dengan surah Ibrahim : 4, bahwa allah swt akan berbicara kepada makhluknya dengan bahasa makhluknya

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Maha perkasa, Maha bijaksana.

(Ibrahim : 4)

Qasim mengatakan :

"aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan nabi Muhammad SAW adalah nabi dan utusan terakhir-NYA. Dan bahwa aku hanyalah umatnya Nabi Muhammad SAW. Dan aku menyaksikan bahwa laknat Allah SWT atas para pendusta."

Demikianlah penjelasan muhammad qasim mengenai deskripsi Allah swt yang ada di dalam mimpinya.

Di mana saya mencocokkannnya dengan al quran dan hadits, dan alhamdulillah semuanya sejalan dengan Al Qur'an & hadits.

***

Sekarang coba perhatikan, ternyata muhammad qasim sama sekali tidak melihat allah swt, karena ada tabir cahaya di antara mereka dan muhammad qasim mendengar suara dari balik tabir.

Sekarang saya ingin ingatkan kembali agar tidak lupa, untuk menimbang siapa yang terbaik bukan dari jumlah banyaknya mimpi, tapi siapa yang paling indah melihat bentuk allah swt di dalam mimpinya.

Dan kita bisa lihat, nabi muhammad saw melihat bentuk allah swt dengan bentuk paling indah sehingga ada tangan dan jari-jari nya allah swt.

Adapun para Ulama berbeda-beda bentuk allah swt di setiap mimpi mereka, namun tidak sampai ke derajat mimpinya nabi.

Dan muhammad qasim tidak melihat allah swt karena ada tabir cahaya artinya tidak tau bentuk allah swt sama sekali.

Maka terlihat siapa yang paling terbaik, yaitu nabi muhammad saw kemudian ulama kemudian muhammad qasim bin abdul karim.

Semoga kalian memahami di mana letak kekeliruan yang saya maksudkan.

Dan apabila kalian mengatakan bahwa muhammad qasim berdusta, ingat.

Muhammad qasim mendapatkan perintah untuk saling melaknat dan kekal api neraka.

Maksudnya ini adalah mubahalah.

Jadi, jika kalian yakin dia berdusta, silahkan di layani mubahalahnya, sangat sederhana dalam menentukan kebijakan.

Tapi jika kalian ragu dan takut, karena tidak dapat di buktikan karena ini hanya mimpi, sehingga tidak tau apakah muhammad qasim benar-benar bermimpi atau mengarang.

Maka ada penjelasan dari Syaikh muhammad bin shalih al utsaimin yang menerangkan mimpi seorang muslim adalah satu bagian dari 46 kenabian maksudnya mimpi dari allah.

Di mana mimpi ini terkadang memberitakan apa yang sedang terjadi dan akan terjadi.

Dan cerita mimpi itu menjadi kenyataan sesuai dengan cerita mimpi.

Maka beliau lebih lanjut menerangkan bahwa mimpi seperti ini menandakan orang yang berkata jujur.

Maka saya ingin terangkan kepada kalian di mana saya telah mengikuti mimpi muhammad qasim beberapa tahun ini.

Di mana saya akan menyesuaikan keadaan penjelasan Syaikh muhammad bin shalih al utsaimin dan mimpi muhammad qasim.

Tentang apa yang sedang terjadi dan akan terjadi.

1. Mimpi apa yang sedang terjadi.

Ada salah satu mimpinya menceritakan bahwa india adalah adik angkat amerika serikat atau israel dan itu terbukti pada saat india menjalin hubungan harmonis dengan amerika dan israel.

Kemudian mimpi yang akan terjadi, di mana mimpi ini membutuhkan satu tahun, tentang langkah erdogan.

Mimpi ini terjadi pada tahun 2017 dan menjadi kenyataan pada tahun 2018 di mana Erdogan menguasai di wikayah asfrin.

Mimpi muhammad qasim menjadi kenyataan tentang apa yang sedang terjadi dan apa yang akan terjadi.

Maka jika menimbang dengan dalil dan penjelasan ulama maka muhammad qasim adalah orang yang berkata jujur.

Maka, nasehat saya pelajari dan ikuti setiap perkembangannya, agar bisa menentukan pilihan dengan bijak.

Bukan kerana kita menutup diri dan melihat sosok manusianya.

Namun lihat lah mimpinya, lihat lah allah dan rasulnya.

Allahu alam.

Saya rasa sudah cukup, jika salah datangnya dari saya dan adapun kebenaran datangnya dari allah swt.

Bersatulah, semuanya akan terjadi sesuai mimpi-mimpi muhammad qasim bin Abdul Karim.

Wassalamualaikum wr wb.

_________

LAMPIRAN :

📌 KISAH MIMPI NABI MUHAMMAD SAW BERJUMPA ALLAH SWT

Riwayat dari Mu'adz bin Jabal.

احْتُبِسَ عَنَّا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ غَدَاةٍ عَنْ صَلَاةِ الصُّبْحِ حَتَّى كِدْنَا نَتَرَاءَى عَيْنَ الشَّمْسِ فَخَرَجَ سَرِيعًا فَثُوِّبَ بِالصَّلَاةِ فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَجَوَّزَ فِي صَلَاتِهِ فَلَمَّا سَلَّمَ دَعَا بِصَوْتِهِ فَقَالَ لَنَا عَلَى مَصَافِّكُمْ كَمَا أَنْتُمْ ثُمَّ انْفَتَلَ إِلَيْنَا ثُمَّ قَالَ أَمَا إِنِّي سَأُحَدِّثُكُمْ مَا حَبَسَنِي عَنْكُمْ الْغَدَاةَ أَنِّي قُمْتُ مِنْ اللَّيْلِ فَتَوَضَّأْتُ وَصَلَّيْتُ مَا قُدِّرَ لِي فَنَعَسْتُ فِي صَلَاتِي فَاسْتَثْقَلْتُ فَإِذَا أَنَا بِرَبِّي تَبَارَكَ وَتَعَالَى فِي أَحْسَنِ صُورَةٍ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ قُلْتُ لَبَّيْكَ رَبِّ قَالَ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى قُلْتُ لَا أَدْرِي رَبِّ قَالَهَا ثَلَاثًا قَالَ فَرَأَيْتُهُ وَضَعَ كَفَّهُ بَيْنَ كَتِفَيَّ حَتَّى وَجَدْتُ بَرْدَ أَنَامِلِهِ بَيْنَ ثَدْيَيَّ فَتَجَلَّى لِي كُلُّ شَيْءٍ وَعَرَفْتُ فَقَالَ يَا مُحَمَّدُ قُلْتُ لَبَّيْكَ رَبِّ قَالَ فِيمَ يَخْتَصِمُ الْمَلَأُ الْأَعْلَى قُلْتُ فِي الْكَفَّارَاتِ قَالَ مَا هُنَّ قُلْتُ مَشْيُ الْأَقْدَامِ إِلَى الْجَمَاعَاتِ وَالْجُلُوسُ فِي الْمَسَاجِدِ بَعْدَ الصَّلَوَاتِ وَإِسْبَاغُ الْوُضُوءِ فِي الْمَكْرُوهَاتِ قَالَ ثُمَّ فِيمَ قُلْتُ إِطْعَامُ الطَّعَامِ وَلِينُ الْكَلَامِ وَالصَّلَاةُ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ قَالَ سَلْ قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَتَرْكَ الْمُنْكَرَاتِ وَحُبَّ الْمَسَاكِينِ وَأَنْ تَغْفِرَ لِي وَتَرْحَمَنِي وَإِذَا أَرَدْتَ فِتْنَةَ قَوْمٍ فَتَوَفَّنِي غَيْرَ مَفْتُونٍ أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّهَا حَقٌّ فَادْرُسُوهَا ثُمَّ تَعَلَّمُوهَا

"Pada suatu pagi, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam tertahan dari kami untuk shalat shubuh hingga hampir saja kami melihat matahari, beliau keluar dengan cepat lalu shalat diiqamati, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam shalat dan mempercepatnya, saat salam beliau memanggil dengan suara keras, beliau bersabda pada kami: "Tetaplah di shaf-shaf kalian seperti ini." Setelah itu beliau meninggalkan kami lalu bersabda "Ingat, sesungguhnya aku akan memberitahukan kepada kalian apa yang menahanku dari kalian pagi ini. Di sebagian malam aku bangun lalu wudhu dan shalat semampuku, saat shalat aku mengantuk hingga tertidur. Tiba-tiba aku berada dihadapan Rabbku Tabaraka wa Ta'ala dalam wujud yang paling indah lalu bertanya: Hai Muhammad, ' aku menjawab: Baik, Rabb. Ia bertanya: 'Tahukah kamu apa yang diperdebatkan malaikat tertinggi? ' Beliau menjawab: Rabb aku tidak tahu.' Ia mengucapkan tiga kali, aku melihatNya lalu Ia meletakkan tanganNya di atas pundakku hingga aku merasakan dinginnya ujung-ujung jariNya diantara dadaku lalu segala sesuatu terlihat jelas olehku dan aku mengetahui. Ia bertanya: 'Hai Muhammad, ' aku menjawab: Baik, Rabb. Ia bertanya: 'Tahukah kamu apa yang diperdebatkan malaikat tertinggi? ' Aku menjawab: Tentang Penebus (dosa). Ia bertanya: Apa itu? Aku menjawab: Melangkahkan kaki menuju (shalat) jamaah, duduk dimasjid setelah shalat, menyempurnakan wudhu pada saat tidak disukai, ' lalu Ia berfirman seperti yang aku ucapkan: Memberi makan, melunakkan kata-kata, shalat di malam hari saat orang-orang tidur.' Ia berfirman: MINTA LAH, UCAPKAN: ALLAHUMMA INNI AS'ALUKA FI'LAL KHAIRAAT WA TARKAL MUNKARAAT WA HUBBAL MASAAKIIN WA AN TAGHFIRALII WA TARHAMNII WA IDZA ARADTA BI IBAADIKA FITNATAN FAQBIDLNI ILAKA GHARA MAFTUNN AS'ALUK HUBBAKJA WA HUBBA MAN YUHIBBUKA WA HUBBA AMALIN YUQARRIBU ILA HUBBIKA.' (Ya Allah, sesungguhnya aku meminta-Mu berbuat kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang-orang miskin, ampunilah aku dan rahmatilah aku, bila Engkau menghendaki suatu fitnah pada hamba-hambaMu, wafatkan aku kepadaMu dalam keadaan tidak terkena fitnah, aku mengharap cintaMu, cintanya orang yang mencintaiMu, cinta pada amalan yang mendekatkanku pada cintaMu). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Sesungguhnya itu benar, pelajarilah, "

mereka mempelajarinya.

[ Sunan Tirmidzi : 3159 ]

📌 KUMPULAN FATWA ULAMA BERMIMPI BERJUMPA ALLAH SWT.

📁 Syaikhul islam ibnu taimiyah.

Dari Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah menerangkan :

"Apabila demikian, maka seorang manusia kadang melihat Rabbnya dalam mimpi dan berbicara kepada-Nya. Ini adalah Haqq dalam mimpi tetapi tidak boleh ia berkeyakinan dalam dirinya bahwa Allah adalah seperti yang ia lihat dalam mimpi, karena sesungguhnya seluruh yang dilihatnya dalam mimpi tidak harus sama. Akan tetapi shurah (bentuk) yang ia lihat harus ada kesesuaian dan kemiripan dengan keyakinannya tentang Rabbnya. Kalau keimanan dan keyakinannya cocok, maka didatangkan kepadanya dari shurah itu dan ia mendengar dari kalam yang mencocoki tersebut. Kalau tidak, maka yang terjadi adalah kebalikannya.

Berkata sebagian Masya'ikh (syaikh-syaikh) : 'Apabila seorang hamba melihat Rabbnya dalam suatu shurah maka shurah itu adalah tirai antara dia dan Allah'. Dan masih selalu ada dari kalangan orang-orang sholih dan selainnya yang melihat Rabb mereka dalam mimpi dan berbicara kepada-Nya. Dan saya tidak menyangka ada orang berakal yang mengingkari hal tersebut karena adanya hal ini merupakan perkara yang tidak mungkin ditolak sebab mimpi yang terjadi pada seorang bukanlah karena kehendak dan pilihannya. Dan ini adalah masalah yang sudah dipahami.

Telah disebutkan oleh para Ulama dari Ashhab (orang-orang hanbaliyah,-pent.) dan selainnya dalam Ushulud Diin (pokok-pokok agama). Mereka hikayatkan dari sekelompok kaum dari kalangan mu'tazilah dan selainnya tentang pengingkaran mereka terhadap melihat Allah, padahal penukilan tentang hal tersebut adalah mutawatir dari orang-orang yang melihat Rabbnya dalam tidur, kemudian barangkali mereka berkata : Tidak boleh dia meyakini bahwa ia melihat Rabbnya dalam tidur'. Maka mereka (kalangan mu'tazilah) telah menjadikan yang semisal ini termasuk mimpi-mimpi kosong dan berbuat ekstrim dalam meniadakan (menafikannya), yaitu menafikan melihat Allah dalam mimpi dari sebagian ru'yah (mimpi) yang benar sebagaimana segala yang dilihat dalam tidur. Ini termasuk pendapat Al-Mutajahmah (orang-orang Jahmiyah) yang batil (salah) yang menyelisihi kesepakatan para Salafus Ummah (orang-orang Salaf terdahulu dari umat) dan para imamnya. bahkan (menyelisihi) kesepakatan orang-orang yang berakal dari anak Adam. Bukanlah dengan melihat Allah dalam mimpi berarti terdapat suatu kekurangan atau aib yang berkaitan dengan-Nya Subhanahu wa Ta'ala. Hal tersebut hanyalah sesuai dengan keadaan orang yang melihat, yaitu kekuatan imannya, rusak dan istiqomah keadaannya serta penyimpangannya.

Selesai ucapan beliau dari Bayan Talbis Al-Jahmiyah 1/73.

Beliau juga berkata: "Dan kadang seorang mukmin melihat Rabbnya dalam mimpi dalam shurah (bentuk) yang beraneka ragam sesuai dengan ukuran keimanan dan keyakinannya. Bilamana imannya benar maka dia tidak akan melihatnya selain dalam shurah (bentuk) yang baik, dan apabila pada imannya ada kekurangan maka ia akan melihat sesuai dengan keimanannya. Dan melihat dalam mimpi memiliki hukum lain yang berbeda dengan melihat secara hakiki (nyata) dalam keadaan terjaga. la (melihat dalam mimpi) mempunyai ta'bir dan takwil, karena yang terkandung di dalamnya berupa perumpamaan-perumpamaan yang dibuat untuk perkara-perkara yang hakiki (nyata)".

[ Majmu' Al-Fatawa 3/ 390, Minhajus Sunnah 5/384 dan Dar'ut Ta'arudh 5/237 ]

📁 Syaikh Muhammad bin Sholih AI-'Utsaimin rahimahullah

Syaikh Muhammad bin Sholih AI-'Utsaimin rahimahullah ditanya sebagai berikut :

"Tentang melihat Allah 'Azza wa Jalla, apakah benar perkataan bahwa mungkin (hal tersebut) terjadi pada mukmin mana saja dari kaum mukminin?"

Beliau menjawab:

"Melihat Allah dalam mimpi di dunia tentunya, karena di akhirat tidak ada tidur. Telah datang dalam hadist tentang perdebatan Malaikat yang dikeluarkan oleh Ahlus Sunan sesungguhnya Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam melihat Rabbnya dalam tidur. Dan melihat Allah bagi selain Nabi, saya tidak mengetahui tsabitnya (tetapnya/ syahnya) dan saya tidak tahu apakah terjadi atau tidak. Akan tetapi telah disebutkan bahwa Imam Ahmad rahimahullah melihat Rabbnya dalam tidur dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyebutkan bahwa manusia kadang melihat Rabbnya dalam tidur dan hal tersebut karena Allah Subhanahu wa Ta'ala membuat untuknya (orang yang mimpi) perumpamaan sesuai dengan komitmennya terhadap agamanya, yaitu ia melihat-Nya dalam mimpi yang baik sehingga hal tersebut menjadi pendukung baginya untuk komitmen terhadap agama. Wallahu A'lam".

[ Al-Liqo Al-Maftuh 30/17 pertanyaan no. 908 dengan perantara Syaikh Muhammad bin Ahmad Al-Fify.]

📁 Syaikh Muqbil bin Hady Al-Wadi'iy rahimahullah

Syaikh Muqbil bin Hady Al-Wadi'iy rahimahullah tatkala ditanya dalam sejumlah pertanyaan dari Indonesia, diantaranya :

"Apakah seorang mukmin melihat Rabbnya dalam tidur, dengan dalil ? Dan apakah tsabit dari sebagian Salaf bahwa mereka melihat Rabbnya atau tidak ?"

Beliau menjawab: "Tidak ada yang melarang, dan telah datang dalam hadits Mu'adz, hadis 'Abdurrahman bin 'A'isy dan Ibnu 'Abbas, dan sebagian (ulama) berkata bahwa ia (hadis-hadis ini) bisa naik ke derajat dapat dipakai berhujjah. Datang di dalamnya bahwa Nabi shollallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam melihat Rabbnya. Dan Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsirnya ketika beliau menafsirkan firman Allah 'Azza wa Jalla :

"Aku tiada mempunyai ilmu sedikitpun tentang Al-Mala'ul A'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan". (QS. Shod : 69)

Karena beliau menyebutkan hadis di situ, beliau berkata : "Ini adalah mimpi dalam tidur".

Dan saya tidak mengetahui ada dalil yang melarang hal ini yaitu bahwa Nabi shollallahu 'alaihi wa 'ala alihi wa sallam melihat Rabbnya dalam tidur. Dan demikian dinukil dari Imam Ahmad dan dari selain beliau dari ulama Salaf bahwa mereka melihat Allah dalam mimpi. Tapi kalau seorang manusia melihat Rabbnya dan membawa sesuatu yang menyelisihi syariat Islam yang ada maka tidak diterima, karena orang yang melihat-Nya mungkin melihat-Nya secara hakiki dan (mungkin) adalah was-was diri sendiri sebagaimana telah datang (dalam hadis,-pent.) bahwa mimpi terbagi tiga ; mimpi dari Allah, mimpi dari setan dan bisikan diri.

Ditambah lagi bahwa orang yang tidur tidak bisa berfikir sehingga diterima apa yang ia lihat dalam tidurnya".

[Tuhfatul Mujib pertanyaan no. 68.]

📁 Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihy

Fatwa Syaikh Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihy

Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihy ditanya sebagai berikut;

"Apakah benar bahwa Imam Ahmad melihat Rabbnya Azza wa Jalla dalam tidur ?"

Beliau menjawab : "Saya tidak mengetahuinya. Adapun melihat Allah dalam tidur, berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah bahwa hal tersebut disepakati oleh seluruh millah (kelompok/aliran). Tidak seorangpun yang mengingkarinya kecuali Al-Jahmiyah, karena sengitnya pengingkaran mereka tentang melihat Allah (pada hari kiamat,-pent) sehingga mereka mengingkari melihat Allah dalam tidur.

Akan tetapi tidaklah hal tersebut (yaitu melihat Allah dalam mimpi,-pent.) mengharuskan adanya Tasybih (penyerupaan). Dan (para ulama) berkata bahwa manusia melihat Rabbnya sesuai dengan keyakinan-nya. Kalau keyakinannya pada Rabbnya benar dan perbuatannya (juga) benar maka iapun melihat Rabbnya dalam shurah (bentuk) yang baik. Dan kalau keyakinannya di bawah itu maka ia melihat Rabbnya dalam shurah yang mencocoki keadaan atau amalannya. Maka karena Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam adalah manusia yang paling benar keyakinannya beliau berkata: 'Saya melihat Rabbku dalam sebaik-baik shurah'. Dan tidak harus ada penyerupaan dari sini". Selesai fatwa beliau dari pelajaran beliau menjelaskan kitab Syarhu As-Sunnah karya Al-Barbahary.

[Dari : Majalah An-Nashihah; Edisi : Volume 06 Th. 1/1424 H./2004 M]

📁 Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz rahimahullah

Syaikh 'Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ditanyai sebagai berikut: "Apa hukum orang yang mengaku telah melihat Rabbul' Izzah dalam mimpi? Dan apakah seperti yang disangka oleh sebagian orang Imam Ahmad bin Hanbal telah melihat Rabbul 'Izzah wal Jalalah dalam tidur lebih dari seratus kali? "

Beliau menjawab: "Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah dan yang lainnya menyebutkan bahwa sebenarnya mungkin saja bagi seorang manusia melihat Rabbnya dalam tidur, akan tetapi apa yang dia lihat yang hakiki (bukan yang sebenarnya), karena Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak diserupai oleh sesuatu apapun. (Allah) Ta'ala berfirman:

"Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat". [QS. Asy-Syura: 11]

Maka tidak ada sesuatupun dari makhluk-Nya yang disebut-Nya.

Akan tetapi kadang ia melihat di dalam tidurnya bahwa Rabbnya berbicara kepadanya. Namun syurah (bentuk) yang dia lihat, maka itu berita terbaru Allah Jalla wa 'Ala karena Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak diserupai oleh sesuatu apapun, tidak ada penyerupaan bagi-Nya dan tidak ada tandingan bagi-Nya. Dan Syaikh Taqiyuddin rahimahullah (Ibnu Taimiyah, -pent.) Menyebutkan dalam hal ini bahwa keadaan akan berbeda-beda sesuai dengan keadaan hamba yang melihat. Makin sholih dan makin dekat orang melihat (mimpi) kepada, maka makin dekat pula mimpinya kepada kebenaran dan keabsahan, akan tetapi dengan selain kaifiyat atau sifat yang dia lihat, karena prinsip yang paling mendasar adalah bahwa sebenarnya Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak diserupai oleh sesuatu apapun.

Dan telah diriwayatkan dari, Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam bahwa beliau melihat Rabbnya dalam tidur. Dari hadis Mu'adz radhiyallahu 'anhu dari Nabi shollallahu' alaihi wa sallam bahwa beliau melihat Rabbnya. Dan telah datang pada beberapa jalan bahwa beliau melihat Rabbnya dan Dia Subhanahu wa Ta'ala meletakkan tangan-Nya antara kedua bahu beliau, sehingga beliau mendapatkan (baca: merasakan) dinginnya di tengah dadanya. Dan Al-Hafizh Ibnu Rajab telah mengarang tentang hal tersebut sebuah risalah yang beliau namakan Ikhtiyarul Aula fii Syarh Hadits Ikhtishom Al-Mala'il A'la. Ini menunjukkan bahwa para Nabi melihat Rabb mereka dalam tidur, adapun melihat Rabb di dunia dengan mata maka tidak. Dan Nabi shollallahu 'alaihi wa sallam telah mengabarkan bahwa tidak ada seorangpun yang melihat Rabbnya sampai ia mati. Dikeluarkan oleh Muslim dalam Shohihnya.

Tatkala Rasulullah Shollallahu 'alaihi wa sallam ditanya:' Apakah engkau melihat Rabbmu? ' Beliau menjawab: 'Saya melihat cahaya'. Dan dalam satu lafazh: 'Cahaya, bagaimana saya bisa melihat-Nya?!'. Keduanya diriwayatkan oleh Muslim dari hadis Abu Dzar radhiyallahu 'anhu. Dan 'Aisyah radhiyallahu' anha ditanyai tentang hal tersebut maka beliau mengabarkan bahwa tidak seorangpun yang melihat-Nya di dunia karena melihat Allah di Surga adalah puncak kenikmatan kaum mukminin. la tidak berlaku oleh penduduk Sorga dan orang yang beriman di negeri Akhirat, dan demikian pula kaum mukminin di mauqif (padang Mahsyar) pada Hari Kiamat. Adapun dunia adalah negeri (tempat) ujian dan cobaan dan negeri (tempat) orang-orang jelek dan orang-orang baik, tinggal bersama, bukan tempat untuk melihat (Allah),

Sedang melihat (Allah) dalam mimpi yang banyak dari manusia mengaku (mengalaminya), maka itu berbeda-beda sesuai dengan keadaan orang yang melihat -sebagaimana yang dikatakan oleh Syaikhul Islam rahimahullah- sesuai dengan kesholihan dan ketaqwaannya. Dan kadang-kadang dikhayalkan pada sebagian manusia bahwa dia melihat Rabbnya padahal tidak demikian. Karena setan kadang menghayal-kan dan menyamar-nyamarkan pada mereka bahwa ia adalah Rabbnya. Sebagaimana diriwayatkan bahwa (setan) menghayalkan kepada 'Abdul Qodir Al-Jailany di atas sebuah arsy (singgasana) di atas udara dan ia berkata:' Saya adalah Rabbmu, dan saya telah meletakkan beban-beban (syari'at) darimu '. Maka Syaikh 'Abdul Qodir berkata:' Pergilah, wahai musuh Allah, yang dinilai Rabbku. Karena perintah Rabbku kesalahan digugurkan dari para mukallaf (orang yang mampu), atau seperti yang beliau katakan rahimahullah. Yang dimaksud (di sini) bahwa melihat Allah 'Azza wa Jalla dalam keadaan terjaga tidak akan diperoleh oleh seorangpun dari manusia walaupun oleh para Nabi' alaihimush sholatu adalah salam, yang telah terdahulu dari hadis Abu Dzar dan perintah hal tersebut (juga) ditunjukkan oleh firman-Nya Subhanahu wa Ta'ala kepada Musa 'alaihis sholatu was salam tatkala ia meminta kepada Rabbnya untuk melihat-Nya, maka Allah berfirman kepadanya:

'Engkau tidak akan melihatku...'. (QS. Al-A'raaf: 143)

Akan tetapi melihat (Allah) dalam mimpi kadang diperoleh oleh para Nabi dan sebagian orang Sholih dengan bentuk yang tidak menyerupakan (Allah) Subhanahu dengan makhluk yang telah terdahulu dalam hadis Mu'adz radhiyallahu 'anhu. Dan, ia memerintahnya dengan sesuatu yang menyelisihi syari'at maka ini adalah tanda bahwa dia tidak melihat Rabbnya dan dia hanya melihat setan. Andaikata dia melihatnya dan berkata kepadanya: 'Janganlah kamu sholat, sudah digugurkan darimu taklif (beban-beban syari'at)', atau ia berkata: Tidak ada kewajiban zakat atasmu 'atau' Tidak ada kewajiban puasa Ramadhon untukmu 'atau' Tidak ada atasmu kewajiban berbakti pada kedua orang tuamu 'atau' tidak apa-apa (tidak berdosa) engkau makan riba '... .. maka ini semua dan yang semisal dengannya adalah tanda-tanda bahwa dia melihat setan dan bukan Rabbnya.

Tentang (mimpi) Imam Ahmad melihat Rabbnya, saya tidak melihat keshohihannya dan telah mengatakan bahwa beliau melihat Rabbnya, tetapi saya tidak melihat shohihnya hal tersebut ". Selesai fatwa Syaikh Ibnu Baz dari Majmu 'Fatawa Ibnu Baz jilid 6 hal. 367-369.

[Dari: Majalah An-Nashihah ; Edisi: Volume 06 Th. 14/1 H./2004 Jt]

📁 Ibnu Sirin

Makna mimpi bertemu Allah :

1. Jika seseorang bermimpi seolah-olah Allah berada di samping seseorang tersebut, maka memberi pesan bahwa Allah sedang melihatnya langsung. Jika orang tersebut orang salih maka mimpi itu adalah mimpi pembawa rahmat. Namun jika orang tersebut tidak salih maka mimpi itu bisa jadi menjadi peringatan baginya agar hidup lebih baik.

2. Jika seseorang bermimpi dan bertemu dengan Allah dalam keadaan diselamatkan oleh-Nya, maka ia akan menjadi orang yang banyak dicintai dan disukai oleh manusia di dunia. Orang-orang akan menyukainya.

3. Jika seseorang bermimpi di mana dalam mimpinya seolah-olah Allah berbicara langsung dengannya maka berarti agama yang dianutnya benar dan ia akan diberikan amanah sebagai seorang pemimpin di dunia. Amanah itu perlu dijalankan dengan pertimbangan aturan Allah yang adil dan maslahat.

4. Jika seseorang bermimpi namun dalam mimpinya itu ia seolah-olah melihat Allah dengan menggunakan hatinya, maka ia akan dimuliakan oleh Allah, diampuni dosa-dosanya, dan kelak di hari kiamat akan mendapatkan semua itu.

5. Jika seseorang bermimpi bertemu dengan Allah dan Allah menjanjikan padanya ampunan maka janjinya itu benar. Ia akan menjadi hamba yang dosa-dosanya diampuni dan kelak akan dihanjar surga ketika di akhirat.

[kitab Tafsir Al-Ahlam]

📁 Imam An-nawawi

Imam an-Nawawi menukil perkataan al-Qadhi 'Iyadh:

Ulama' bersepakat tentang bisanya seseorang melihat Allah dalam mimpinya dan bersepakat tentang benarnya mimpi tersebut. Syarh shahih Muslim.

[syarh nawawi shahih muslim 15/25]

📁 ibnu hajar

Kata Ibn Hajar, tidak ada perselisihan di kalangan ulama atas kemungkinan melihat Allah dlm mimpinya.

(al-Fath (14/416, edisi Darul Fikr)

📁 Kesepakatan ulama

Adapun melihat Allah dalam mimpi juga adalah mungkin menurut kesepakatan ahli sunnah wal jama'ah (syarh Sunnah, 12/227/280).

📌 KUMPULAN MIMPI ULAMA BERJUMPA ALLAH SWT.

📁 Imam Ahmad bin Hambal.

📍Mujaddid pada zamannya atau Mujaddid e zaman

Imam Ahmad bin Hambal dulunya disiksa dengan kejam karena hanya mengatakan bahwa Qur'an tidak diciptakan. Pada saat itu, khalifah, Al Mu'tasim juga dengan pendapat bahwa Qur'an diciptakan. Jadi suatu hari, Imam Ahmad sebagai tahanan berkata, 'Dia kemudian dibawa ke penjara dan orang-orang pergi, jadi saya pergi bersama mereka. Kemudian ketika hari berikutnya tiba orang-orang datang (ke pintu al Mu'tasim ) jadi saya datang bersama mereka dan berdiri di depan kursi. Kemudian al- Mu'tasim muncul dan duduk di kursi dan berkata, 'Bawa Ahmad bin Hambal . " Jadi dia dibawa dan ketika dia berdiri di depannya, al- Mu'tasim berkata kepadanya, "Bagaimana keadaanmu di selmu pada malam itu, wahai putra Hambal ?". Dia berkata, "Dalam kebaikan, dan semua pujian adalah bagi Allah.". Al- Mu'tasim berkata, "wahai, Ahmad, saya melihat mimpi kemarin. " Dia berkata, "Dan apa yang Anda lihat, wahai Amirul mu'minin ?". Dia berkata," Saya melihat dalam mimpi saya seolah-olah ada dua singa mendekati saya, dan mereka ingin mencabik-cabik saya. Dan kemudian dua malaikat muncul dan mengusir mereka dari saya. Mereka memberi saya kail dan berkata kepada saya, "Ini yang ditulis (potongannya) ada dalam mimpi Ahmad bin Hambal di selnya. " Jadi apa yang kau lihat, Wahai putra Hambal ?' Jadi Ahmad bin hambal menghadap al- Mu'tasim dan berkata, "Wahai, Amirul mu'minin adakah buku bersamamu?" Dia berkata," Ya, dan ketika aku terbangun, aku membaca apa yang ada di dalamnya". Jadi Ahmad bin Hambal berkata kepadanya, "Wahai Amirul mu'minin , saya melihat seolah-olah Hari Kiamat telah ditetapkan, dan seolah-olah Allah telah mengumpulkan manusia yang pertama dan yang terakhir dalam satu dataran dan Dia memanggil mereka untuk bertanggung jawab. Sementara saya berdiri, saya dipanggil, jadi saya berjalan sampai saya berdiri di hadapan Allah, Yang Mahakuasa dan Agung, dan Dia berkata kepada saya, "Wahai Ahmad, karena apa yang Anda dihukum? ". Saya berkata, "Karena al-Qur'an." Dia berkata, "Dan apakah Al Qur'an itu?" Saya berkata, "Kata-kata Anda, Wahai Allah, milik Anda ." Dia berkata, "Dari mana kamu (turunkan dan) katakan ini? ' Saya berkata, "Ya Tuhan, Abdur-Razzaq meriwayatkan kepada saya". Jadi, Abdur Razzaq dipanggil dan dia dibawa, sampai dia dibuat untuk berdiri di depan Allah, Yang Mahakuasa dan Agung, dan Dia berkata kepadanya, "Apa yang kamu katakan tentang Al Qur'an, Wahai Abdur Razzaq ?" Dia berkata, "Kata - kata Anda , Wahai Allah, milik Anda". Kemudian Allah berkata, "Dari mana Anda (menurunkan dan) mengatakan ini?" Dia berkata, " Ma'mar meriwayatkan kepadaku." Jadi Ma'mar dipanggil dan dia dibawa, sampai dia dibuat untuk berdiri di depan Allah, Yang Mahakuasa dan Agung, dan Dia berkata kepadanya, "Apa yang kamu katakan tentang Alquran, Wahai Ma'mar ? " Dia berkata, " Kata - kata Anda , Wahai Allah, milik Anda,". Lalu Allah berkata," Dari mana kamu (menurunkan dan) mengatakan ini? " Dia berkata, " Az Zuhri meriwayatkan kepadaku". Jadi Az Zuhri dipanggil dan dia dibawa , sampai dia dibuat untuk berdiri di depan Allah, Yang Mahakuasa dan Agung, dan Dia berkata kepadanya, "Apa yang kamu katakan tentang Al Qur'an, Wahai Zuhri ? " Dia berkata, "Kata - kata Anda , Wahai Allah, milik Anda, "Maka Allah berkata," Dari mana Anda (menurunkan dan) mengatakan ini? "Dia berkata, " Urwah meriwayatkannya kepadaku."Jadi " Urwah dibawa, dan Dia berkata kepadanya,"Apa yang kamu katakan tentang Al Qur'an? " Dia berkata, "Kata-kata Anda, Wahai Allah, milik Anda". Allah berfirman "Wahai Urwah , dari mana Anda (menurunkan dan) mengatakan ini?" Dia berkata, " Aa'ishah , putri Abu Bakar as-Siddiq, meriwayatkan kepadaku." Jadi Aa'ishah dipanggil dan dia dibawa, sampai dia dibuat untuk berdiri di depan Allah, Yang Maha Perkasa dan Agung, dan Dia berkata kepadanya,"Apa yang kamu katakan tentang Al Qur'an,Wahai Aa 'ishah ?" Dia berkata, "Kata - kata Anda , Wahai Allah, milik Anda, ". Lalu Allah berfirman,"Dari mana kamu (menurunkan dan) mengatakan ini? " Dia berkata, "Nabi Anda Muhammad صلى الله عليه وسلم meriwayatkan kepada saya". Dia berkata, "Jadi Muhammad صلى الله عليه وسلم dipanggil dan dia dibawa, sampai dia dibuat untuk berdiri di depan Allaah , Yang Perkasa dan Agung, dan Dia berkata kepadanya, "Apa yang kamu katakan tentang Al-Qur'an, Wahai Muhammad? " Dia berkata, "Kata-kata Anda, Wahai Allah, milik Anda". Lalu Allah berfirman " Darimanakah ini datang kepadamu? " Jadi Nabi صلى الله عليه وسلم berkata, "Jibril meriwayatkan kepadaku". Jadi Jibril dipanggil dan dia dibawa, sampai dia dibuat untuk berdiri di hadapan Allah, Yang Mahakuasa dan Agung, dan Dia berkata kepadanya, "Apa yang kamu katakan tentang Al Qur'an, Wahai Jibreel ?" Dia berkata,"Kata-kata Anda,Wahai Allah, milik Anda,". Lalu Allah berkata, "Dari mana memiliki ini datang kepada Kamu? Dia mengatakan, "Seperti yang Israfil ceritakan kepada saya". Jadi Israfil dipanggil dan dia dibawa, sampai dia dibuat untuk berdiri di depan Allah, Yang Maha Perkasa dan Agung, dan Allah, Yang Maha Suci, berkata kepadanya, "Apa yang kamu katakan tentang Al-Qur'an, Wahai Israfil ?". Dia berkata, 'Kata-kata Anda, Wahai Allah, milik Anda". Lalu Allah berkata," Dari manakah ini datang kepadamu?". Dia berkata, "Saya melihat itu di Lawhul-Mahfudh". Jadi Lawhul-Mahfudh dibawa dan berdiri di hadapan Allah, Yang Mahakuasa dan Agung, dan Dia berkata, Wahai Lawhul-Mahfudh , apa yang kau katakan tentang Al Qur'an?" Dan itu berkata, "Kata-kata Anda,Wahai Allah, milik Anda ." Kemudian Allah, Yang Mulia berkata, "Dari manakah ini datang kepadamu?" Dan Lawhul-Mahfudh berkata, "Seperti yang dituliskan Qalam (Pena) pada saya. "Kemudian Qalam dibawa sampai berdiri di depan Allah, Yang Maha Perkasa dan Agung, sehingga Allah, Yang Maha Perkasa danAgung, berkata kepadanya, "Hai Qalam , apa yang kamu katakan tentang Al Qur'an?" The Qalam berkata, "Kata-kata Anda, Wahai Allah, milik Anda."Maka Allah berfirman "Darimanakah ini datang kepadamu?" Qalam berkata -"'Anda mendidikte dan saya menulis." Kemudian Allah, Yang Perkasa dan Luar Biasa, berkata, "Qalam telah mengatakan kebenaran.The Lawhul-Mahfudh telah mengatakan yang sebenarnya. Israfil telah mengatakan yang sebenarnya. Jibril telah mengatakan yang sebenarnya. Muhammad telah mengatakan yang sebenarnya. 'A'isyah telah mengatakan yang sebenarnya. ' Urwah telah mengatakan yang sebenarnya. Az-Zuhri telah mengatakan yang sebenarnya. Ma'mar telah mengatakan yang sebenarnya. ' Abdur-Razzaq telah mengatakan yang sebenarnya. Ahmad bin Hambal telah mengatakan yang sebenarnya. Al Qur'an adalah Kata-kata saya, itu tidak diciptakan".

Sulaiman as- Sijzi berkata, "Al- Mu'tasim melompat setelah mendengar itu dan berkata,"Kamu telah mengatakan kebenaran, wahai putra Hambal ". Kemudian al- Mu'tasim bertobat, memerintahkan leher Bishr al-Marisi dan Bin Abi Duwaad dipenggal dan memberikan kehormatan kepada Ahmad bin Hambal, tetapi (Ahmad) menahan diri dari itu. Dia kemudian diperintahkan untuk dibawa pulang ke rumahnya dan telah dipulangkan

Imam Ahmad ibnu Hanbal bercerita bahwa beliau melihat Allah dalam mimpinya sebanyak 99 kali, maka ketika menjelang malam yang ke-100 pun berniat, seandainya aku bermimpi lagi, maka aku akan mengajukan sebuah pertanyaan kepada-Nya. Akhirnya benarlah, beliau pun melihat-Nya lagi.

Dalam mimpi tersebut, Imam Ahmad bertanya kepada Allah bahwa 'Wahai Tuhanku! Amalan apa yang paling cepat mengantarkan para muqorrobin memperoleh kedekatan dengan-Mu ?'

Allah menjawab 'Tilawatu kalami (membaca kalam-Ku/Al Quran),

lalu Imam Ahamad pun bertanya lagi 'Bifahmin au bighoiri fahmin (dengan memahami maknanya atau dengan tanpa memahami maknanya)?

Maka, Allah menjawab, 'Bifahmin au bighoiri fahmin (dengan memahami maknanya ataupun tidak)

[ Hasiyyah Al-Baijuri 'Ala Jauharah At-Tauhid, Muktashar Minhajul Qashidin : hlm 51, Matjarur-Rabih : hlm. 535 hadits nomor 1106. ]

📍Syekh Ihsan Jampes juga menukil riwayat yang menjelaskan bagaimana jawaban Imam Ahmad setelah ditanya bagaimana beliau melihat-Nya.

Imam Ahmad menjawab: "Penglihatan mataku berbalik ke dalam mata batinku, lantas seluruh tubuhku menjadi indera penglihatan. Maka aku melihat Ia Yang Tiada Duanya."

[Sirajuth-Thalibin]

📁 Imam Hasan Al Basri

Suatu ketika, Imam Hasan al-Basri mengunjungi sufi besar lainnya, Habib Ajmi. Pada waktu shalat tiba, Hasan al-Basri mempersilahkan Habib Ajmi untuk menjadi imam. Tidak disangka banyak bacaan habib yang keliru tajwidnya. Akhirnya Imam Hasan al-Basri "mufaraqah", shalat sendiri.

Malam harinya Imam Hasan al-Basri bermimpi, Allah menegurnya, "Hasan, jika saja engkau berdiri di belakang Habib Ajmi dan menunaikan shalatmu, niscaya kamu akan memperoleh keridhaanku, dan shalatmu akan memberi manfaat yang jauh lebih besar dari seluruh shalat dalam hidupmu. Kamu mencoba mencari kesalahan dalam bacaan shalatnya, tetapi kamu tidak melihat keikhlasan, kemurnian, dan kesucian hatinya. Ketahuilah, Aku lebih menyukai hati yang tulus daripada tajwid yang sempurna".

📁 Imam Tirmidzi

(Faidah) Waktu antara shalat sunnah subuh

dengan fardhu subuh, disunnahkan membaca

doa yang di nukil dari Imam Turmudzi sang

bijaksana, yang berkata:

"Aku bermimpi bertemu Allah al-Haq Jalla

Jalaaluh berkali-kali.

Disalah satu mimpiku Aku bertanya, '0, Allah. Aku takut hilangnya keimanan ini'.

Lalu Dia memerintahkanku membaca doa ini antara waktu sunnah subuh dan fardhunya 41 kali, yakni: Dzat yang maha hidup. O, Dzat yang tidak bergantung pada Makhluk-Nya-. O, Dzat yang menciptakan langit dan bumi. O, Dzat yang agung dan mulia. Ya, Allah. Tiada Tuhan selain Engkau. Kupinta pada-Mu, agar Kau hidupkan hatiku dengan cahaya-cahaya

makrifat-Mu. Ya Allah. Ya Allah. Ya arhamar-

raahimin.

[ Bughyatul Mustarsyidinnya Sayyid Abdurrahman Ba'alawi Hal 60 al-Hidayah ]

📁 Imam Al Ghazali

Pengakuan imam Al Ghozali :

"Pada awalnya aku adalah orang mengingkari kondisi spiritual (taaawuf) orang-orang shaleh dan derajat-derajat yang dicapai oleh para ahli makrifat. Hal ini terus berlanjut sampai akhirnya aku bergaul dengan Mursyid-ku, Yusuf an Nasaj. Dia terus mendorongku untuk melakukan mujahadah, hingga akhirnya aku memperoleh karunia-karunia ilahiyah. Aku dapat melihat Allah dalam mimpi. Dia berkata kepadaku, " wahai Abu Hamid, tinggalkanlah segala kesibukanmu. Bergaullah dengan orang-orang yang telah Aku jadikan tempat untuk pandangan-Ku di bumi-Ku. Mereka adalah orang-orang yang menggadaikan dunia dan akhirat karena mencintai Aku. " Aku berkata, "Demi kemulyaan-Mu, aku tidak akan melakukannya kecuali Engkau membuatku dapat merasakan sejuknya berbaik sangka kepada mereka." Allah berfirman, "Sungguh Aku telah melakukannya. Yang memutuskan

hubungan antara engkau dan mereka adalah

kesibukanmu mencintai dunia. Maka keluarlah dari kesibukanmu mencintai dunia dengan suka rela sebelum engkau keluar dari dunia dengan penuh kehinaan. Aku telah melimpahkan kepadamu cahaya-cahaya dari sisi-Ku Yang suci

[hakekat tasawuf karya Abdul Qadir Isa]

📁 Imam Abu Hanifa

Imam Abu Hanifa pernah mimpi bertemu Allah sebanyak 1 kali

[Sharh Fiqh al-Akbar, Kitab Mulla Ali al-Qari, Ulama Mazhab Hanafi]

***

Allahu alam.

Jazakhallahu Khairan.

Kesalahan dari saya, kebenaran dari allah.

Bersatulah, semuanya akan terjadi sesuai mimpi-mimpi muhammad qasim bin abdul karim.

Indra Noferian (085798871578)




    Read more from Webnovel

    MEMPERBAIKI DIRI

     Assalamualaikum warohmatullahi Wabarakatuh. Al Jumaah Mubarok 18 jumadi ahkir 1443H 21 januari 20  Manusia setiap hari membuat dosa dan kes...